Segala sesuatu selalu dapat dibuat lebih baik, lebih cepat, lebih maju, lebih tinggi, dan lebih hebat. Stay hungry stay foolish. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Pastikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan Hari esok lebih baik dari hari ini -Agriani-

Minggu, Februari 22, 2015

Paper Ekonomi Teknik



ANALISA KELAYAKAN USAHA KECIL MENENGAH TOKO KELONTONG RUMAHAN









OLEH :
NURHASHIFAH AGRIANI
05021181320012






PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2014



I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Ilmu ekonomi teknik adalah merupakan cabang dari ilmu ekonomi dasar yang membahas tentang permasalahan didalam sektor perekonomian yang sangat komplek dan sering menjadi permasalahan dalam dunia perekonomian. Bahkan sering kali permasalahan perekonomian tersebut membutuhkan pemikiran yang terintegrasi dari berbagai macam cabang ilmu lain untuk menyelesaikannya.
Ekonomi teknik memiliki pengertian suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek – aspek ekonomi dalam segi teknik, yang terdiri atas evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek teknik. Ekonomi teknik merupakan suatu alat analisis pengambilan keputusan kuantitatif yang menitik beratkan pada aspek ekonomi dalam bidang teknik.
Merencanakan sebuah usaha perlu perhitungan yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar usaha yang dijalankan memiliki arah dan tujuan yang jelas serta pengelolaan suatu usaha diharapkan akan mendatangkan penghasilan dan kepuasan bagi pemiliknya. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan usaha. Jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai layak atau tidak layak untuk dijalankan. Agar tujuan pendirian usaha dapat tercapai sesuai keinginan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan sebuah studi tentang analisis kelayakan usaha.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu unit usaha kecil yang mampu berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS dan Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop & UKM), usaha-usaha kecil termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro (yaitu usaha dengan jumlah total penjualan (turn over) setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar), pada tahun 2000 meliputi 99,9 persen dari total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia. Sedangkan usaha-usaha menengah (yaitu usaha-usaha dengan total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 Milyar dan Rp. 50 Milyar) meliputi hanya 0,14 persen dari jumlah total usaha. Dengan demikian, potensi UKM sebagai keseluruhan meliputi 99,9 per sen dari jumlah total usaha yang bergerak di Indonesia.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa UKM berada di sebagian besar sektor usaha yang ada di Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan sektor swasta, khususnya UKM, perlu untuk dilakukan mengingat sektor ini memiliki potensi untuk menjaga kestabilan perekonomian, peningkatan tenaga kerja, meningkatkan PDB, mengembangkan dunia usaha, dan penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan.
Eksistensi UKM dalam menyokong perekonomian Indonesia tak dapat diragukan lagi. UKM telah terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak utama perekonomian Indonesia selama terjadi krisis. Dalam perkembangan persebaran UKM dari tahun 1998 hingga tahun 2005 masih didominasi oleh UKM yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Kemudian disusul oleh sector perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan paling sedikit adalah UKM yang bergerak di sektor listrik, gas dan air bersih
Interview kepada pemilik UKM adalah salah satu tujuam untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan usaha  yang telah dibangun, bagaimana cara pengelolaan keuangannya, sehingga layak atau tidaknya sebuah usaha kecil menengah yang didirikan dapat diketahui. Oleh karena itu, paper ini saya buat untuk mengetahui perkembangan dalam UKM toko kelontang.

  1. Rumusan Masalah
1.      Toko kelontong manakah yang lebih unggul
2.      Layak atau tidakkah kedua toko kelontong ini
3.      Berapakah perhitungan pendapatan dan pengeluaran kedua toko kelontong ini dengan menggunakan ilmu ekonomi teknik

  1. Tujuan
Tujuan melakukan “Analisa Kelayakan Usaha Kecil Menengah Toko Kelontong Rumahan” yaitu untuk mengetahui, menganalisa investasi, Menganalisa apakah layak atau tidaknya suatu UKM toko kelontong dalam bidang ilmu ekonomi teknik  serta menghitung pendapatan dan pengeluaraan suatu Usaha Kecil Menengah (UKM) menggunakan formula excel melalui metode IRR (Internal Rate of Return) dan BC Ratio.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan konsep UKM berbeda menurut setiap negara. Oleh karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UKM antar negara. Tidak ada kesepakatan umum dalam membedakan sebuah usaha mikro dan usaha kecil atau sebuah usaha kecil dari sebuah usaha menengah, dan yang terakhir ini dari sebuah usaha besar. Bahkan dibanyak negara, definisi UKM berbeda antar sektor, misalnya di Thailand, India dan Cina, atau bahkan berbeda antar lembaga atau departemen pemerintah, misalnya; Indonesia dan Pakistan. (Tambunan, 2009 : 10).
UKM adalah singkatan dari usaha kecil dan menengah. UKM adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara indonesia UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. (M.Tohar,1999:2)
UKM perlu mendapatkan perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi lahan bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dalam daya saing usaha, Kinerja nyata  yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia, tetapi kontribusi dalam pengeluaran nasional di katagorikan rendah.  Hal ini dikarenakan oleh UMKM. Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar. (M.Tohar,1999:2)


III. METODELOGI

A.       Cara Kerja
Proses pengambilan data dilakukan dengan cara interview langsung pemilik toko kelontong yaitu, toko kelontong milik Yudi dan toko kelontong milik Rafiko.

B.  Jadwal Interview
Nama UKM                : Toko kelontong milik Yudi
Lokasi                   : Jln. KH. Wahid Hasyim  RT. 38 RW. 11  
  NO. 2078 Kec. Seberang Ulu I Kel. 3 - 4
  Ulu kertapati darat, Palembang 30254
Tanggal Interview       : 7 Juli 2014
Waktu                        : 14.00 – Selesai 

Nama UKM                : Toko kelontong milik Rafiko
Lokasi                   : Jln. KH. Wahid Hasyim  RT. 38 RW. 11  
  NO. 2080 Kec. Seberang Ulu I Kel. 3 - 4
  Ulu kertapati darat, Palembang 30254
Tanggal Interview       : 7 Juli 2014
Waktu                         : 15.00 – Selesai



IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.              Hasil
1.      Data
Keterangan
Nama UKM
Yudi
Rafiko
Investasi
Rp 4.000.000
Rp 3.500.000
Pendapatan/Tahun
Rp 22.500.000
Rp 20.700.000
Pengeluaran/Tahun
Rp 3.400.000
Rp 1.750.000
Nilai sisa (SV)
0
0
MARR
6,50 %
6,50 %
Umur Ekonomis
2
2

2.      Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) yang telah dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh data sebagai berikut :

Keterangan
Nama UKM
Toko Kelontong Yudi
Toko Kelontong Rafiko
IRR
2,61 %
2,82 %
B/C Ratio
40,22 %
43,37 %
Pendapatan (B)
1712715.195

1575697.979
Penghasilan (C)
258810.2961

133211.1818



B.               Pembahasan
Ekonomi Teknik adalah suatu ilmu pengetahuan yang berorientasi pada pengungkapan dan perhitungan nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu rencana kegiatan teknik. Untuk mewujudkan suatu kebutuhan, manusia akan dihadapkan pada sebuah alternative. Alternatif tersebut bisa dalam bentuk rencana, prosedur, metode dll. Sehingga persoalan ini akan berkaitan dengan penerapan kegiatan keteknikan. Dimana pada umumnya kegiatan teknik akan melibatkan biaya awal ( investasi). Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti oleh sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu dipersiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya- biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan, Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan yang umum dipakai, yaitu: metode Net Present Value (NPV), metode Annual Equivalent (AE), metode Internal Rate of Return (IRR), metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Payback Period (PBP).
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi kelayakan investasi pada tugas akhir ini adalah:

a.      Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga di mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-present value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya invetasi). Apabila kita membandingkan rumus IRR.dengan rumus NPV, kita akan melihat sedikit perbedaan, yaitu pada metode NPV rate of return ( k ) diasumsikan diketahui. Sedangkan pada metode IRR, nilai r harus diketahui dengan asumsi nilai NPV sama dengan nol. Pada umumnya, masalah yang sering kita hadapi dalam perhitungan IRR adalah menentukan berapa besar nilai r pada kondisi NPV sama dengan nol. Nilai r ini dapat diketahui dengan cara trial & error. Caranya adalah dengan menentukan sembarang nilai runtuk dasar perhitungan discount rate sehingga kita dapat menghitung nilai present value dari cash inflow. Apabila hasil perhitungan present value dari cashinflow tersebut lebih rendah daripada present value cash outflow, maka tingkat bunga sebagai dasar perhitungan discount factor harus diturunkan.

b.      Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Metode BCR adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisa tambahan dalamrangka mengvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya.Metode BCR ini memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut.

Pembahasan hasil analisis

Dari analisis yang dilakukan terhadap kedua UKM toko Kelontong di atas, di dapat bahwa pada toko kelontongYudi” dengan jumlah investasi Rp 4.000.000, pendapatan Rp 22.500.000 per tahun, pengeluaran atau biaya Rp 3.400.000 per tahun maka dapat diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar Rp 400.000. Sedangkan pada toko kelontongRafiko” dengan jumlah investasi Rp 3.500.000, pendapatan Rp. 20.700.000 per tahun, pengeluaran atau biaya Rp. 1.750.000 per tahun maka dapat diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar Rp. 350.000.
Analisis kelayakan yang diperoleh pada UKM toko kelontong Yudi dan toko kelontong rafiko dengan menggunakan metode B/C Ratio secara berturut-turut adalah 40,22% dan 43,37%. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa UKM toko kelontong tersebut layak untuk tetap didirikan. Hal ini disebabkan nilai B/C Ratio yang diperoleh ≥1. Sedangkan dengan menggunakan metode IRR dalam analisa kelayakan yang diperoleh pada toko kelontong Yudi dan toko kelontong Rafiko secara berturut-turut adalah 2,61% dan 2,82%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kedua UKM tersebut, sama- sama tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada MARR (IRR≤MARR) sehingga kedua toko kelontong tersebut tidak layak untuk tetap didirikan.

           
IV.  KESIMPULAN

      Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi yang telah
      dilakukan sebagai berikut lain :

  1. Dengan menggunakan metode B/C Ratio dan metode IRR dapat menunjukkan bahwa toko kelontong Yudi dan Toko kelontong Rafiko layak untuk tetap didirikan. Hal ini disebabkan nilai B/C Ratio yang diperoleh ≥1.
  2. UKM tersebut sama - sama tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan
nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada MARR (IRR≤MARR)
sehingga kedua UKM tersebut tidak layak untuk tetap didirikan.
3.      Toko kelontong Rafiko lebih unggul daripada toko kelontong Yudi karena niali IRR nya jauh lebih tinggi.
  1. Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan yang umum dipakai, yaitu: metode NPV, AE, IRR, BCR, PBP.
  2. Pendapatan yang diperoleh oleh UKM ini tidak akan sama setiap tahunnya karena hal tersebut dipengaruhi oleh minat konsumen, tetapi dalam analisis ini diambil rata-rata pengeluaran dan pendapatan tiap tahunnya.



DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri. 2008. 1 dekade pasca-krisis Indonesia. Yogyakarta : Penerbit
              Kanisius.

Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Ekonomi Teknik. Jember : Laboratorium     
Manajemen Agroindustri Fakultas Teknologi Pertanian Universitas   Jember.

Anonim. 2010. Usaha Kecil dan Menengah. http://id.wikipedia.org/wiki.
              diakses tanggal 5 Juli 2014.

Firdausy, Carunia Mulya. 2010. Prospek Bisnis UKM dalam Era Perdagangan
              Bebas dan Otonomi Daerah. Jakarta : Rajawali Press.

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta : Rajawali Press.


Lampiran Perhitungan


Data perhitungan menggunakan excel


Nurhashifah Agriani
0502-1181-320012
Tekper/TP 2013





PERHITUNGAN EXCEL ANALISA KELAYAKAN USAHA TOKO KELONTONG MENGGUNAKAN METODE IRR DAN B/C RATIO







Keterangan
Toko Yudi
Toko Rafiko

Investasi
4,000,000
3,500,000

Pendapatan/Tahun
22,500,000
20,700,000

Pengeluaran/Tahun
3,400,000
1,750,000

Nilai sisa
0
0

MARR
6.50%
6.50%

Umur Ekonomis
2
2





Keterangan
Toko Yudi
Toko Rafiko

Pendapatan ( B )
1712715.195
1575697.979

Pengeluaran ( C )
258810.2961
133211.1818

SV
0
0

B/C Ratio
0.402158132
0.433692923

Persentasi B/C Ratio
40.22%
43.37%

IRR
0.026140279
0.02819004

Persentasi IRR
2.61%
2.82%




  

Lampiran Gambar :




Toko Kelontong Rafiko





Toko Kelontong Yudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar