ANALISA
KELAYAKAN USAHA KECIL MENENGAH TOKO KELONTONG RUMAHAN
OLEH
:
NURHASHIFAH
AGRIANI
05021181320012
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Ilmu ekonomi teknik adalah merupakan
cabang dari ilmu ekonomi dasar yang membahas tentang permasalahan
didalam sektor perekonomian yang sangat komplek
dan sering menjadi permasalahan dalam dunia perekonomian. Bahkan sering kali
permasalahan perekonomian tersebut membutuhkan pemikiran yang terintegrasi
dari berbagai macam cabang ilmu lain untuk menyelesaikannya.
Ekonomi teknik memiliki pengertian suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek – aspek
ekonomi dalam segi teknik, yang terdiri atas evaluasi sistematis dari
biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek teknik. Ekonomi teknik merupakan suatu alat analisis pengambilan keputusan kuantitatif yang menitik beratkan pada aspek ekonomi dalam bidang teknik.
Merencanakan sebuah usaha perlu perhitungan
yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar usaha yang dijalankan memiliki arah dan
tujuan yang jelas serta pengelolaan suatu usaha diharapkan akan mendatangkan
penghasilan dan kepuasan bagi pemiliknya. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan usaha. Jika
diihat dari segi
bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai layak atau
tidak layak untuk dijalankan. Agar tujuan pendirian usaha dapat tercapai sesuai
keinginan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan sebuah studi tentang analisis kelayakan usaha.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu unit usaha
kecil yang mampu berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam
menyediakan alternatif kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit,
maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peranan penting dalam ekonomi
Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari
segi penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS dan
Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop
& UKM), usaha-usaha kecil termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro
(yaitu usaha dengan jumlah total penjualan (turn over) setahun yang kurang dari
Rp. 1 milyar), pada tahun 2000 meliputi 99,9 persen dari total usaha-usaha yang
bergerak di Indonesia. Sedangkan usaha-usaha menengah (yaitu usaha-usaha dengan
total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 Milyar dan Rp. 50 Milyar)
meliputi hanya 0,14 persen dari jumlah total usaha. Dengan demikian, potensi
UKM sebagai keseluruhan meliputi 99,9 per sen dari jumlah total usaha yang
bergerak di Indonesia.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa UKM berada di sebagian besar sektor
usaha yang ada di Indonesia. Apabila mau dicermati lebih jauh, pengembangan
sektor swasta, khususnya UKM, perlu untuk dilakukan mengingat sektor ini memiliki potensi untuk
menjaga kestabilan perekonomian,
peningkatan tenaga kerja, meningkatkan PDB, mengembangkan dunia usaha, dan
penambahan APBN dan APBD melalui perpajakan.
Eksistensi UKM dalam menyokong perekonomian Indonesia
tak dapat diragukan lagi. UKM telah terbukti mampu bertahan dan menjadi roda
penggerak utama perekonomian Indonesia selama terjadi krisis. Dalam
perkembangan persebaran UKM dari tahun 1998 hingga tahun 2005 masih didominasi
oleh UKM yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan. Kemudian disusul oleh sector perdagangan, hotel dan restoran.
Sedangkan paling sedikit adalah UKM yang bergerak di sektor listrik, gas dan
air bersih
Interview kepada pemilik UKM adalah salah satu tujuam
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan usaha
yang telah dibangun, bagaimana cara pengelolaan keuangannya, sehingga
layak atau tidaknya sebuah usaha kecil menengah yang didirikan dapat diketahui.
Oleh karena itu, paper ini saya buat untuk mengetahui perkembangan dalam UKM
toko kelontang.
- Rumusan Masalah
1.
Toko kelontong manakah yang lebih unggul
2.
Layak atau tidakkah kedua toko kelontong ini
3.
Berapakah perhitungan pendapatan dan pengeluaran kedua
toko kelontong ini dengan menggunakan ilmu ekonomi teknik
- Tujuan
Tujuan melakukan “Analisa Kelayakan Usaha Kecil
Menengah Toko Kelontong Rumahan” yaitu untuk mengetahui, menganalisa
investasi, Menganalisa apakah layak atau tidaknya
suatu UKM toko kelontong dalam bidang ilmu ekonomi teknik serta menghitung pendapatan dan pengeluaraan suatu Usaha Kecil
Menengah (UKM) menggunakan formula excel melalui
metode IRR (Internal Rate of Return) dan BC Ratio.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan konsep UKM berbeda menurut setiap negara.
Oleh karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UKM antar
negara. Tidak ada kesepakatan umum dalam membedakan sebuah usaha mikro dan
usaha kecil atau sebuah usaha kecil dari sebuah usaha menengah, dan yang terakhir
ini dari sebuah usaha besar. Bahkan dibanyak negara, definisi UKM berbeda antar
sektor, misalnya di Thailand, India dan Cina, atau bahkan berbeda antar lembaga
atau departemen pemerintah, misalnya; Indonesia dan Pakistan. (Tambunan, 2009 :
10).
UKM adalah singkatan dari usaha kecil dan menengah.
UKM adalah salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun
daerah, begitu juga dengan negara indonesia UKM ini sangat memiliki peranan
penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu
negara/pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga
banyak tercipta unit-unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang
dapat mendukung pendapatan rumah tangga. (M.Tohar,1999:2)
UKM perlu mendapatkan perhatian yang khusus dan di
dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi lahan bisnis yang terarah
antara pelaku usaha kecil dan menengah dalam daya saing usaha, Kinerja
nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat
produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau
diakui bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di
Indonesia, tetapi kontribusi dalam pengeluaran nasional di katagorikan
rendah. Hal ini dikarenakan oleh UMKM. Kondisi ini merefleksikan
produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan
usaha yang lebih besar. (M.Tohar,1999:2)
III.
METODELOGI
A.
Cara Kerja
Proses pengambilan data
dilakukan dengan cara interview langsung pemilik toko kelontong yaitu, toko
kelontong milik Yudi dan toko kelontong milik Rafiko.
B.
Jadwal
Interview
Nama UKM : Toko kelontong milik Yudi
Lokasi :
Jln. KH. Wahid Hasyim RT. 38 RW. 11
NO. 2078 Kec. Seberang Ulu I Kel. 3 - 4
Ulu kertapati darat, Palembang 30254
Tanggal Interview : 7 Juli 2014
Waktu
: 14.00 – Selesai
Nama UKM : Toko kelontong
milik Rafiko
Lokasi :
Jln. KH. Wahid Hasyim RT. 38 RW. 11
NO. 2080 Kec. Seberang Ulu I Kel. 3 - 4
Ulu kertapati darat, Palembang 30254
Tanggal Interview : 7 Juli 2014
Waktu : 15.00 – Selesai
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1. Data
Keterangan
|
Nama UKM
|
|
Yudi
|
Rafiko
|
|
Investasi
|
Rp 4.000.000
|
Rp 3.500.000
|
Pendapatan/Tahun
|
Rp 22.500.000
|
Rp 20.700.000
|
Pengeluaran/Tahun
|
Rp 3.400.000
|
Rp 1.750.000
|
Nilai sisa (SV)
|
0
|
0
|
MARR
|
6,50 %
|
6,50 %
|
Umur Ekonomis
|
2
|
2
|
2. Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) yang
telah dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel diperoleh data sebagai
berikut :
Keterangan
|
Nama UKM
|
|
Toko Kelontong Yudi
|
Toko Kelontong Rafiko
|
|
IRR
|
2,61 %
|
2,82 %
|
B/C Ratio
|
40,22 %
|
43,37 %
|
Pendapatan (B)
|
1712715.195
|
1575697.979
|
Penghasilan (C)
|
258810.2961
|
133211.1818
|
B.
Pembahasan
Ekonomi Teknik adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berorientasi pada pengungkapan dan
perhitungan nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu rencana kegiatan teknik. Untuk mewujudkan suatu kebutuhan, manusia akan
dihadapkan pada sebuah alternative. Alternatif tersebut bisa dalam bentuk
rencana, prosedur, metode dll. Sehingga persoalan ini
akan berkaitan dengan penerapan kegiatan keteknikan. Dimana
pada umumnya kegiatan teknik akan melibatkan biaya awal ( investasi). Suatu
investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain
investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti oleh
sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu dipersiapkan. Pengeluaran
tersebut terdiri dari biaya operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance
cost), dan biaya- biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan, Terdapat berbagai
metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan
yang umum dipakai, yaitu: metode Net Present Value (NPV), metode Annual Equivalent (AE), metode Internal Rate of Return (IRR), metode
Benefit Cost Ratio (BCR), metode Payback Period (PBP).
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi
kelayakan investasi pada tugas akhir ini adalah:
a. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah salah satu metode untuk
mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah suatu tingkat bunga di
mana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-present value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya invetasi).
Apabila kita membandingkan rumus IRR.dengan rumus NPV, kita akan melihat sedikit perbedaan, yaitu pada
metode NPV rate of return ( k ) diasumsikan diketahui. Sedangkan pada metode IRR,
nilai r harus diketahui dengan asumsi nilai NPV sama dengan nol. Pada umumnya, masalah
yang sering kita hadapi dalam perhitungan IRR adalah menentukan berapa
besar nilai r pada kondisi NPV sama dengan nol. Nilai r ini dapat diketahui dengan
cara trial & error. Caranya adalah dengan menentukan
sembarang nilai runtuk dasar
perhitungan discount rate sehingga kita dapat menghitung nilai present value dari cash inflow.
Apabila hasil perhitungan present value dari cashinflow tersebut lebih rendah daripada present
value cash outflow, maka tingkat bunga sebagai dasar perhitungan
discount factor harus diturunkan.
b. Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode BCR adalah salah satu metode yang
sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau
sebagai analisa tambahan dalamrangka mengvalidasi hasil evaluasi yang telah
dilakukan dengan metode lainnya.Metode BCR ini memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi
tersebut.
Pembahasan
hasil analisis
Dari
analisis yang dilakukan terhadap kedua UKM toko Kelontong di atas, di dapat bahwa pada toko kelontong “Yudi” dengan jumlah investasi Rp 4.000.000, pendapatan
Rp 22.500.000 per tahun, pengeluaran atau biaya Rp 3.400.000 per tahun maka
dapat diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar Rp 400.000. Sedangkan pada toko kelontong “Rafiko” dengan jumlah investasi Rp 3.500.000, pendapatan Rp. 20.700.000 per tahun,
pengeluaran atau biaya Rp. 1.750.000 per tahun maka
dapat diperoleh nilai F (yang akan datang) sebesar Rp. 350.000.
Analisis
kelayakan yang diperoleh pada UKM toko kelontong Yudi dan toko kelontong rafiko dengan menggunakan metode B/C Ratio secara
berturut-turut adalah 40,22% dan 43,37%. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa UKM toko kelontong tersebut
layak untuk tetap didirikan. Hal ini disebabkan nilai B/C Ratio yang diperoleh
≥1. Sedangkan dengan menggunakan metode IRR dalam analisa kelayakan yang diperoleh pada toko kelontong Yudi dan toko
kelontong Rafiko secara
berturut-turut adalah 2,61% dan 2,82%. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa kedua UKM tersebut, sama- sama
tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada
MARR (IRR≤MARR) sehingga kedua toko kelontong tersebut tidak layak untuk
tetap didirikan.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
yang diperoleh dari hasil observasi yang telah
dilakukan
sebagai berikut lain :
- Dengan menggunakan metode B/C Ratio dan metode IRR dapat menunjukkan bahwa toko kelontong Yudi dan Toko kelontong Rafiko layak untuk tetap didirikan. Hal ini disebabkan nilai B/C Ratio yang diperoleh ≥1.
- UKM tersebut sama - sama tidak layak untuk didirikan. Hal ini disebabkan
nilai IRR yang diperoleh lebih kecil daripada MARR
(IRR≤MARR)
sehingga kedua UKM tersebut tidak layak untuk tetap
didirikan.
3.
Toko kelontong
Rafiko lebih unggul daripada toko kelontong Yudi karena niali IRR nya jauh
lebih tinggi.
- Terdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi dan yang umum dipakai, yaitu: metode NPV, AE, IRR, BCR, PBP.
- Pendapatan yang diperoleh oleh UKM ini tidak akan sama setiap tahunnya karena hal tersebut dipengaruhi oleh minat konsumen, tetapi dalam analisis ini diambil rata-rata pengeluaran dan pendapatan tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Sri. 2008. 1 dekade
pasca-krisis Indonesia. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Ekonomi Teknik.
Jember : Laboratorium
Manajemen Agroindustri Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember.
Anonim. 2010. Usaha Kecil dan Menengah.
http://id.wikipedia.org/wiki.
diakses
tanggal 5 Juli 2014.
Firdausy, Carunia Mulya. 2010. Prospek Bisnis UKM dalam Era Perdagangan
Bebas
dan Otonomi Daerah. Jakarta
: Rajawali Press.
Giatman, M. 2007.
Ekonomi Teknik. Jakarta
: Rajawali Press.
Lampiran Perhitungan
Data perhitungan
menggunakan excel
Nurhashifah Agriani
|
0502-1181-320012
|
Tekper/TP 2013
|
|
PERHITUNGAN EXCEL ANALISA KELAYAKAN USAHA TOKO KELONTONG
MENGGUNAKAN METODE IRR DAN B/C RATIO
|
|||
Keterangan
|
Toko Yudi
|
Toko Rafiko
|
|
Investasi
|
4,000,000
|
3,500,000
|
|
Pendapatan/Tahun
|
22,500,000
|
20,700,000
|
|
Pengeluaran/Tahun
|
3,400,000
|
1,750,000
|
|
Nilai sisa
|
0
|
0
|
|
MARR
|
6.50%
|
6.50%
|
|
Umur Ekonomis
|
2
|
2
|
|
Keterangan
|
Toko Yudi
|
Toko Rafiko
|
|
Pendapatan ( B )
|
1712715.195
|
1575697.979
|
|
Pengeluaran ( C )
|
258810.2961
|
133211.1818
|
|
SV
|
0
|
0
|
|
B/C Ratio
|
0.402158132
|
0.433692923
|
|
Persentasi B/C Ratio
|
40.22%
|
43.37%
|
|
IRR
|
0.026140279
|
0.02819004
|
|
Persentasi IRR
|
2.61%
|
2.82%
|
Lampiran Gambar :
Toko Kelontong Rafiko
Toko Kelontong Yudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar