Ikhtisar
By: Nurhashifah Agriani
HIKAYAT SI MISKIN
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja
keinderaan beserta permaisurinya dibuang dari keinderaan sehingga sengsara
hidupnya. Oleh sebab itu ia dikenal sebagai si Miskin.
Setiap
hari mereka berkeliling mencari rezeki di Negeri Antah Berantah di bawah
pimpinan Maharaja Indera Dewa. Ke manapun mereka pergi selalu diusir penduduk
dengan disertai penganiayaan. Malam hari mereka tidur di hutan dan siang
harinya mereka berkeliling mencari rezeki.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan buah mangga yang
ada di taman raja. Tapi Si Miskin menolaknya sehingga si isteri semakin keras
menangisnya. Kemudian si Miskin menerima permintaannya, tetapi Si Miskin hanya
membelikan buah mangga dari pasar sehingga ditolak oleh isterinya. Pada
akhirnya dengan rasa takut dan terpaksa ia menghadap raja dan memohon mempelam.
Setelah ia mendapatkannya, ia segera pulang dan memberikan mangga itu kepeda
isterinya.
Setelah tiba saatnya, lahirlah anak laki-laki pertama mereka yang diberi
nama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih
sayang.
Pada suatu hari ketika sedang menggali tanah si Miskin mendapat tajau
yang penuh berisi emas yang tidak akan habis sampai ke anak cucunya. Dengan
takdir Allah, di tempat itu berdirilah sebuah kerajaan komplit dengan
perlengkapannya. Kemudian Si Miskin mengganti namanya menjadi Maharaja Indera
Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Dan negerinya diberi nama
Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anak kedua mereka bernama Nila
Kesuma.
Maharaja Indera Dewa menjadi iri hati atas kemasyhuran Negeri Puspa Sari
dan kebaikan hati Raja Indera Angkasa. Ketika Maharaja Indera Angkasa mencari
ahli nujum untuk meramalkan nasib putera-puterinya, Maharaja Indera Dewa
memanfaatkan hal tersebut untuk menghancurkan Negeri Puspa Sari. Atas bujukan
jahat Maharaja Indera Dewa, para ahli nujum mengatakan bahwa kelak Marakarmah
dan Nila Kesuma akan mendatangkan celaka bagi orangtuanya.
Maharaja Indera Angkasa percaya pada ramalan palsu tersebut dan dengan
berat hati ia memerintahkan kedua puteranya pergi selama-lamanya. Sepeninggal
putera-puterinya, Negeri Puspa Sari musnah terbakar dan Maharaja Indera Angkasa
menjadi miskin kembali.
Sesampainya di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di
bawah pohon beringin dan mereka menangkap seekor burung untuk dimakan. Ketika
Marakarmah mencari api ke kempung, ia disangka seorang pencuri dan ia dipukuli
orang banyak, kemudian dibuang ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera
Sari, putera mahkota Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera
mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Nasib Marakarmah dilautan ia terus hanyut dan terdampar di pangkalan
raksasa. Di sana ia bertemu dengan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang
ditawan oleh raksasa. Mereka berdua mencoba melarikan diri dari pulau itu
dengan menumpang sebuah kapal. Nahkoda kapal menginginkan cahaya Chairani
sehingga ia mendorong Marakarmah kelaut, kemudian ia ditelan oleh ikan nun yang
pada akhirnya terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan. Atas petunjuk burung
rajawali, Nenek Kebayan mengeluarkan Marakarmah dari perut ikan nun itu.
Kemudian Marakarmah dijadikan anak angkat Nenek Kebayan.
Setiap hari Marakarmah membantu Nenek Kebayan menjual bunga yang
akhirnya membuat ia bertemu kembali dengan iaterinya Cahaya Chairani. Karena
cerita dari Nenek Kebayan tentang Raja Mangindera Sari, tahulah Marakarmah
bahwa puteri yang ditemulan Raja Mangindera Sari itu adalah adiknya sendiri,
kemudian ia menemui adiknya itu. Lalu ia membunuh nahkoda kapal yang jahat itu.
Selanjutnya Marakarmah mencari ayah bundanya, dan dengan kesaktiannya ia
menciptakan kembali kerajaan Puspa Sari seperti dahulu kala. Kemudian ia
mengalahkan Negeri Antah Berantah, yang kemudian dipimpin oleh raja Bujangga
Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya Mercu Indera dan
menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di
Palinggam cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar