Segala sesuatu selalu dapat dibuat lebih baik, lebih cepat, lebih maju, lebih tinggi, dan lebih hebat. Stay hungry stay foolish. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Pastikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan Hari esok lebih baik dari hari ini -Agriani-

Sabtu, Agustus 23, 2014

ALAT – ALAT PENGOLAHAN TANAH PERTAMA



TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
ARTIKEL  ALAT – ALAT PENGOLAHAN TANAH PERTAMA
(PRIMARY TILLAGE EQUIPMENT)






OLEH :
NURHASHIFAH AGRIANI
05021181320012


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014

ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH PERTAMA
A.  Maksud dan tujuan pengolahan tanah
            Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia. Di dalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik; khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk : membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan; menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
B.  Cara pengolahan tanah pertama
            Berdasarkan atas tahapan kegiatan, hasil kerja dan dalamnya tanah yang menerima perlakuan pengolahan tanah, kegiatan pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengolahan tanah pertama atau awal (primary tillage) dan pengolahan tanah kedua (secondary tillage).
            Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong kemudian diangkat terus dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Kedalaman pemotongan dan pembalikan umumnya di atas 15 cm. Pada umumnya hasil pengolahan tanah masih berupa bongkah - bongkah tanah yang cukup besar, karena pada tahap pengolahan tanah ini penggemburan tanah belum dapat dilakukan dengan efektif.

C.  Macam-macam alat dan mesin pengolah tanah pertama

            Alat dan mesin pengolahan tanah pertama (primary tillage equipment),
yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan tanah pertama. Peralatan pengolahan tanah ini biasanya berupa bajak (plow), dengan segala jenisnya.
Peralatan                                             1. Bajak singkal
pengolahan tanah        à                    2. Bajak piringan
pertama                                               3. Bajak putar
                                                            4. Bajak pahat
                                                            5. Bajak tanah bawah

Bajak (plow)

            Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000th SM di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bntuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas Jefferson merancang secara istimewa dengan prinsip perhitungan matematika. Untuk pertama kalinya alat pengolahan tanah ini dibuat dari kayu kemudian dari besi tuang sebagai bahan utamanya, selanjutnya dibuat dari baja. Penggunaan sistem dua mata bajak (bottom) dimulau sejak tahun 1865, kemudian diikuti dengan pemakaian tiga mata bajak dan seterusnya, tergantung pada besarnya daya penarik yang digunakan. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan yang dipergunakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:

1. Bajak singkal (mold board plow)
2. Bajak piringan (disk plow)
3. Bajak rotari atau bajak putar (rotary plow)
4. Bajak pahat (chisel plow)
5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)


1. Bajak singkal (mold board plow)

            Bajak singkal (moldboard plow) terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Setiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sangat penting untuk mengetahui fungsi dari tiap komponen bajak singkal agar dapat melakukan perbaikan, modifikasi, pembuatan alat, dan pengoperasian bajak singkal tersebut. Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka, dengan menggunakan tenaga ternak hela sapi atau kerbau, sebagai sumber daya penariknya. Sering dijumpai beberapa bentuk rancangan bajak singkal, hal ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di bagian perlengkapannya. Mata bajak adalah bagian dari bajak yang berfungsi aktif untuk mengolah tanah. Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
·         Bajak singkal satu arah (one way moldboard plow), adalah jenis bajak singkal  dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan ke arah kanan
·         Bajak singkal dua arah ( two way / reversible moldboard plow), adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki.
            Penggunaan bajak singkal dua arah mempunyai beberapa kelebihan akan menghasilkan pembalikan tanah yang seragam untuk seluruh petak tanah yang diolah, praktis untuk pengolahan tanah sistem kontur dari hasil kerjanya tidak akan berbentuk alur mati (dead-furrow) ataupun alur punggung (back-furrow), sehingga pembajakan dapat teratur dan rata. Namun kelemahannya adalah konstruksinya lebih berat dan lebih rumit, untuk ukuran bajak yang besar perlu dilengkapi sistem hidrolis untuk pemutaran mata bajaknya.

Bagian-bagian bajak singkal
Bagian bajak singkal yang aktif untuk mengolah tanah terdiri atas:
1. Pisau bajak (share) berfungsi untuk memotong tanah secara horizontal.
    Oleh karenanya biasaya bajak ini terbuat dari logam yang berbentuk tajam.
2. Singkal (moldboard) berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan
    membalik tanah yang telah dipotong oleh pisau bajak. Karena bentuknya
    yang melengkung, pada waktu bajak bergerak maju, tanah yang telah
    terpotong akan terangkat ke atas kemudian akan dibalik dan dilempar
    sesuai dengan arah pembalikan bajak.
3. Penstabil bajak (land side), berfungsi untuk mempertahankan gerakan
    maju bajak agar tetap lurus. Dengan jalan menahan atau mengimbangi
    gaya ke samping yang diterima oleh bajak singkal, pada waktu bajak
    tersebut digunakan untuk memotong dan membalik tanah.Bagian penstabil
    bajak ini akan selalu bergerak sejajar dan menempel pada dinding alur
    pembajakan.
            Untuk penyempurnaan hasil kerjanya, disamping bagian-bagian utama
di atas, bajak singkal sering dilengkapi dengan perlengkapan tambahan,
antara lain adalah:
1.  Roda alur penstabil (furrow wheel), berfungsi sebagai pembantu alas penstabil bajak dalam menjaga kestabilan pembajakan.
2.  Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pembajakan.   Dengan alat ini diharapkan pengolahan tanah dapat dilakukan dengan kedalaman yang relatif konstan.
3. Kolter, berfungsi untuk memotong seresah dan memotong tanah ke arah
     vertikal. Dengan alat ini diharapkan kerja pembalikan tanah akan lebih ringan. Kolter biasanya dipasang di depan bajak dan terletak sedikit di atas mata bajak.
4. Jointer, berfungsi untuk memungkinkan penutupan seresah lebih sempurna dalam pembajakan. Alat ini bentuknya menyerupai bajak singkal namun dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam pemasangan umumnya berada di atas pisau bajak, ke arah tanah yang belum dibajak dengan kedalaman kerja lebih kurang 5 cm. Dengan alat ini rumput-rumput atau seresah sebelum dibalik, struktur akar sudah dirusak atau dipotong, sehingga pada waktu tertimbun tanah tidak ada kemungkinan untuk menembus tanah dan tumbuh kembali.
5. Kerangka (beam), seluruh bagian-bagian bajak di atas pada penggunaannya dipasang pada kerangka yang kuat. Pada kerangka ini pula terpasang titik penggandengan bajak. Pada titik-titik penggandengan ini bajak dapat dirangkaikan dengan sumberdaya penariknya.
2. Bajak piringan (disk plow)
            Adanya kelemahan-kelemahan bajak singkal maka orang menciptakan bajak piringan. Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, yaitu untuk pengolahan tanah pertama tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah. Bajak piringan cocok untuk bekerja pada : tanah yang lengket, tidak mengikis dan kering dimana bajak singkal tidak dapat masuk; tanah berbatu, atau banyak sisa-sisa akar; tanah gambut; serta untuk pembajakan tanah yang berat. Namun penggunaan bajak piringan ini untuk pengolahan tanah ada juga kelemahannya antara lain: tidak dapat menutup seresah dengan baik; bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata; hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-bongkah, tetapi untuk lahan yang erosinya besar hal ini justru dianggap menguntungkan.

Jenis bajak piringan

            Berdasarkan tempat kedudukan dan susunan piringannya bajak piringan secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu:
Bajak piringan standard
            Pada jenis bajak ini masing-masing piringan mempunyai poros tersendiri terpisah antara piringan satu dengan piringan yang lain. Bajak piringan vertical Untuk jenis bajak piringan ini masing-masing piringan dirangkai dalam satu poros. Namun disamping cara penggolongan di atas, seperti pada bajak singkal,berdasarkan atas arah pembalikan pengolahan tanahnya, bajak piringan juga dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Bajak piringan satu arah (one way disk plow)
2.      Bajak piringan dua arah (two way / reversible disk plow)

Selanjutnya berdasarkan bentuk piringannya, piringan dari bajak piringan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Piringan standard, yaitu yang tepinya rata (standard disk), biasa digunakan untuk mengolah tanah yang sudah lama diusahakan untuk tanaman semusim, sehingga tidak dijumpai sisa-sisa tanaman atau perakaran yang cukup besar.
2.      Piringan yang tepinya tidak rata atau berlekuk (cutaway disk), biasa digunakan untuk tanah yang baru diusahakan atau biasa ditanami dengan tanaman keras. Jenis piringan ini sesuai untuk mengolah tanah yang banyak sisa tanamannya dan sesuai untuk memecah tanah yang berbongkahbongkah.

Bagian-bagian bajak piringan

1.      Piringan (disk), berfungsi untuk meotong, mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah yang dibajak. Piringan berbentuk cekung dengan tepi yang tajam. Bagian tepi yang tajam akan berfungsi sebagai alat pemotong tanah, sedang bagian piringan yang cekung akan berfungsi untuk mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah.
2.      Poros atau pusat piringan, berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya piringan, sehingga memungkinkan piringan dapat berputar dengan baik pada waktu digunakan untuk melakukan pengolahan tanah.
3.      Penggarak piringan (scraper), berfungsi untuk menjaga piringan tetap bersih, bebas dari gumpalan tanah. Tanah yang menggumpal pada piringan akan menyebabkan kemacetan dan ketidaknormalan kerja dari bajak piringan. Di samping itu, penggarak piringan ini juga berfungsi untuk membantu pembalikan dan penghancuran tanah pada waktu jenis bajak ini digunakan untuk membajak tanah.
4.      Roda alur penstabil (furrow wheel)
5.      Roda dukung (land wheel)
6.      Kerangka (beam)
            Dimana fungsi roda alur penstabil, roda dukung, dan kerangka sama fungsinya seperti pada bajak singkal. Hasil kerja dan besarnya kebutuhan daya dalam penggunaan bajak piringan ini akan sangat dipengaruhi oleh: bentuk, ukuran dan jenis piringan; cara pemasangan piringan yang akan berpengaruh terhadap besarnya sudut penarikan atau sudut piringan (disk angle) dan sudut kemiringan piringan (tilt angle); cara penyetelan bajak dan sistem penggandengan; jenis dan kondisi tanah dan faktor lainnya.

3. Bajak putar (rotary plow)
            Pengolahan tanah dengan bajak akan menghasilkan bongkahan-bongkahan yang besar, sehingga biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk memperoleh keadaan tanah yang lebih halus lagi. Dengan menggunakan bajak putar pengerjaannya hanya dilakukan sekali tempuh. Bajak putar ini dapat digunakan pada tanah yang kering maupun tanah sawah, kadang-kadang juga digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan untuk melakukan penyiangan atau pendangiran. Penggunaan bajak rotari untuk pengolahan tanah dapat memberikan hasil yang lebih baik (baik untuk tanah kering maupun tanah basah).Untuk mengatasi lengketnya tanah pada pisau maka dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat putaran pada rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan, namun akan diperoleh hasil penggemburan yang lebih halus.

 

 

 

 

Bagian-bagian bajak putar

 

1.      Pisau, berfungsi untuk mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun seresah, namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti bila menggunakan bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan daya penggerak dan keperluannya. Cara pemasangan pisau dalam hubungannya dengan bentuk permukaan dan hasil pengolahan tanah dapat dilihat pada gambar.
2.      Poros putar, berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar.
3.      Rotor, berfungsi sebagai tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar.
4.      Penutup belakang (rear shield), berfungsi membantu penghancuran tanah.
5.      Roda dukung (land wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah.

  • Sistem pemasangan pisau, Pemasangan pisau dengan jumlah yang lebih sedikit akan memperoleh sedikit hambatan karena adanya seresah pada tanah dan pisau dapat masuk lebih dalam pada tanah sehingga seresah dapat bercampur dengan tanah. Juga dapat mengurangi kemungkinan macetnya alat pada waktu kerja di tanah yang basah dan lengket. Namun hasil pengolahan diperoleh bongkah yang lebih besar.
  • Tipe tanah, Pada tanah berat kandungan lempung lebih banyak, sehingga kohesi partikel tanah cukup besar hingga kemungkinan hasil pengerjaan tanah dapat bervariasi dari halus sampai kasar.
  • Kecepatan perputaran pisau, Pada kecepatan maju tetap, makin cepat perputaran pisau akan diperoleh pemotongan yang semakin halus; makin lambat perputaran pisau maka hasil pemotongan akan besar-besar. Pada kecepatan rendah, kemungkinan penyumbatan oleh tanah dan seresah makin besar tetapi kecepatannyya yang besar akan dapat merusak struktur tanah dan mengurangi umr pemakaian pisau.
  • Posisi penutup (rear shield), Adanya penutup akan memungkinkan tanah lebih hancur karena tanah yang terlempar dari pisau terbentur pada penutup. Posisi dari penutup akan mempengaruhi benturan tanah terhadap pentup. Posisi yang memungkinkan adanya benturan yang lebih keras akan menghasilkan penghancuran tanah yang lebih besar.
  • Kandungan air tanah, Bila tanah dikerjakan pada kandungan air dimana ikatan partikel kecil maka hasil pengerjaan tanah akan lebih halus.

4. Bajak pahat (chisel plow)

            Dalam pengerjaan tanah, bajak pahat dipergunakan untuk merobek dan menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai pahat atau ujung skop sempit yang disebut mata pahat atau chisel point. Mata pahat ini terletak pada ujung dari tangkai atau batang yang biasa disebut bar. Bar ini secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·         Kaku, adalah konstruksi yang berat Jenis batang ini terbuat dari baja dengan kadar karbon tinggi. Batang ini mungkin berbentuk lurus mungkin juga berbentuk lengkung.
·         Lentur (flexible) Ukurannya biasanya lebih panjang dan lebih ramping. Terbuat dari baja yang dicampur dengan nikel. Bekerja seperti aksi dari per. Batang (bar) ini dipasang pada kerangka yang mana jarak bar yang satu dengan yang lain masing-masing 30 cm, dapat juga antara (30 – 60) cm untuk ukuran bajak pahat yang besar. Bajak pahat ini dapat dipergunakan untuk pembajakan dangkal maupun dipergunakan untuk pembajakan dalam sampai kedalaman 45 cm, tergantung pada keperluan dan jenis mata pahatnya. Berdasarkan jenisnya pula, lebar kerja alat sangat bervariasi tergantung dari sumber daya penarik dan keperluannya.

            Fungsi dari bajak pahat tidak sama dengan fungsi bajak singkal maupun bajak piringan. Fungsi bajak pahat adalah:
1. Untuk memecah tanah yang keras dan kering, ini biasa dilakukan sebelum 
    pembajakan untuk tanah tertentu.
2. Dipergunakan untuk pengerjaan praktis pada tanah bawah
3. Dipergunakan pada tanah yang berjerami, dan dipergunakan untuk memotong  
    sisa-sisa perakaran yang berada dalam tanah.
4. Dipergunakan untuk memecah lapisan keras (hardpan) atau plow sole.
5. Untuk memperbaiki infiltrasi air pada tanah, sehingga dapat mengurangi erosi.

5. Bajak tanah bawah (sub soil plow)

            Bajak tanah bawah termasuk di dalam jenis bajak pahat tetapi dengan konstruksi yang lebih berat. Fungsi bajak ini tidak banyak berbeda dengan bajak pahat, namun dipergunakan untuk pengerjaan tanah dengan kedalaman yang lebih dalam, yaitu mencapai kedalaman sekitar (50 – 90) cm. Untuk jenis standart tunggal biasanya dipergunakan untuk mengerjakan tanah dengan kedalaman sampai 90 cm, sedang penarikannya menggunakan traktor dengan daya (60 – 85) HP. Kemudian untuk bajak tanah bawah jenis standart dua atau lebih, biasanya dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih dangkal.
            Kadangkala pada bajak tanah bawah ini di bagian belakangnya dilengkapi
dengan alat lain diantaranya:
·         Perlengkapan mole (mole attachment) Alat ini digandengkan di belakang bajak tanah bawah. Alat ini berbentuk oval berdiameter (7,5 – 20) cm. Hasilnya akan meninggalkan bekas seperti terowongan. Terowongan ini dimaksudkan untuk perbaikan drainase, kalau keadaan ideal akan tahan sampai 7 tahun.
·         Perlengkapan pemupukan (fertilizer attachment) Penggandengan alat ini pada bajak tanah bawah dimaksudkan untuk sekaligus mengadakan pemupukan dengan kedalaman tertentu. Dalam kenyataannya, cara pemupukan dengan sistem ini mendapatkan hasil yang menggembirakan. Jarak alur biasanya 120 cm, tapi jarak ini dapat divariasikan menurut keadaan dan keperluannya.
·

D.  Mengolah Tanah Pertama

            Setelah lahan siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai diolah. Cara pembajakan adalah sebagai berikut :

1.  Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan.
2.  Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai pola yang diinginkan.
3.  Atur gas dan posisi gigi yang direkomendasikan oleh pabrik. Untuk itu, sangat  
     disarankan agar operator membaca buku petunjuk pengoperasian (manual).
4. Pembajakan dimulai. Kedalaman pembajakan untuk alur pertama (pada saat kedua
    roda traktor belum masuk ke alur), tidak perlu terlalu dalam
5. Khusus untuk mesin rotari, kedalaman pengolahan dapat diatur dengan memutar   
    tangkai pengendali roda belakang. Untuk bajak singkal ada juga yang dilengkapi
    dengan tuas pengatur posisi singkal yang berpengaruh terhadap kedalaman
    pengolahan tanah.
6. Pada saat berbelok, implemen diangkat.
7. Pembajakan berikutnya dilakukan dengan cara memasukkan salah satu roda
   dimasukkan ke alur. Kedalaman pembajakan otomatis menjadi lebih dalam.
8. Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja
    alat bajak), head land mulai dibajak.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar