Segala sesuatu selalu dapat dibuat lebih baik, lebih cepat, lebih maju, lebih tinggi, dan lebih hebat. Stay hungry stay foolish. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Pastikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan Hari esok lebih baik dari hari ini -Agriani-

Jumat, Februari 12, 2016

CURAH HUJAN



Nama   : Nurhashifah Agriani
Nim     : 05021181320012
Prodi    : Teknik pertanian

CURAH HUJAN
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Presipitasi adalah bentuk cair dan atau padat (es) yang di jatuhkan ke permukaan bumi tetapi bukan kabut, embun, frost (embun beku). Pengertian Jenis Presipitasi (Curah Hujan) – Kandungan titik-titik air dalam awan semakin lama semakin tinggi. Apabila awan sudah tidak mampu lagi menampung titik-titik air karena sudah cukup banyak maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau presipitasi. Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat fluviograf atau rain gauge yang biasa menggunakan skala milimeter. Pada peta cuaca, daerah-daerah yang memiliki curah hujan dihubungkan dengan garis isohiet.
Berdasarkan proses kejadiannya, tiga macam hujan, sebagai berikut :
1.      Hujan Orografis. Hujan yang terjadi akibat gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng pegunungan. Sampai pada ketinggian tertentu, kelembapan relatifnya mencapai 100% sampai terbentuk awan.
2.      Hujan Zenithal (konveksi). Jenis hujan yang terjadi akibat massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal. Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan konveksi. Jenis hujan ini banyak terjadi di daerah doldrum (antara 10°LU–10°LS), di mana massa angin passat naik secara vertikal.
3.      Hujan Frontal yaitu hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan badai siklon, kemudian dijatuhkan sebagai hujan frontal. Jenis hujan ini terjadi di daerah lintang sedang.
Manfaat hujan
Presipitasi berguna untuk mengisi kembali badan-badan air permukaan, memperbaru kelembaban tanah untuk tanaman dan mengisi akuifer. Bentuk utama presipitasi adalah hujan dan salju.
Proses terjadinya hujan
Kandungan titik-titik air dalam awan semakin lama semakin tinggi. Apabila awan sudah tidak mampu lagi menampung titik-titik air karena sudah cukup banyak maka akan--- dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk hujan atau presipitasi. Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat fluviograf atau rain gauge yang biasa menggunakan skala milimeter.
Tahapan proses terjadinya hujan :
1.      Seluruh wilayah pada permukaan perairan bumi seperti sungai, danau, laut akan menguap ke udara karena panas matahari.
2.      Uap air kemudian naik terus ke atas kemudian menyatu dengan udara.
3.      Suhu udara yang semakin tinggi akan membuat uap air itu melakukan kondensasi atau menjadi embun, yang menghasilkan titik-titik air yang berbentuk kecil
4.      Suhu yang semakin tinggi membuat butiran uap yang menjadi embun tersebut  semakin banyak jumlahnya, yang kemudian berkumpul membentuk awan.
5.      Awan kemudian terus berwarna menjadi kelabu dan gelap yang dikarenakan butiran airnya sudah terkumpul dalam jumlah banyak.
6.      Lalu suhu yang sangat dingin dan semakin berat, membuat  butiran-butiran tersebut akan jatuh ke bumi yang dinamakan hujan.
Ditinjau dari proses terjadinya presipitasi (hujan) dibagi menjadi:
1.           Presipitasi Siklonik Ketika massa udara bertambah uap airnya dan berpindah menuju daerah tekanan yang lebih rendah maka akan menghasilkan presipitasi siklonik.
a. presipitasi frontal, terjadi karena aliran massa udara hangat menuju daerah yang dingin.
b. Presipitasi non-frontal, terjadi ketika udara dingin bertemu dengan udara hangat yang stasioner maka terjadi presipitasi non-front
2.           Presipitasi Konvektif terjadi kerena kenaikan secara alamiah dari udara  yang ringan yang mengandung banyak uap air menuju daerah yang lebih dingin dan lebih rapat.
3.           Presipitasi Orografik Terjadi ketika udara dengan kelembaban yang besar menjumpai kondisi topografi (gunung) dan presipitasi terjadi maka peristiwa tersebut dinamakan presipitasi orografik.
4.           Presipitasi karena kenaikan turbulens terjadi ketika awan yang bergerak dari permukaan laut menuju daratan maka akan ada awan yang naik ke daerah yang lebih dingin dan presipitasi terjadi.
Intensitas curah hujan adalah jumlah air yang mencapai permukaan tanah per satuan waktu. Berdasarkan intensitasnya curah hujan dapat diklasifikasikan sebagai, hujan ringan (TTU-2.5 mm/jam), hujan sedang (2.5 – 7.5 mm/jam), hujan lebat (lebih dari 7.5mm/jam).

Jenis-jenis hujan
1.      Gerimis
2.      Salju
3.      Hujan
4.      Batu es (hail).
5.      Kabut
6.      Embun
7.      Virga

Faktor  yang mempengaruhi curah hujan
1.      Faktor Garis Lintang menyebabkan perbedaan kuantitas curah hujan, semakin rendah garis lintang semakin tinggi potensi curah hujan yang diterima, karena di daerah lintang rendah suhunya lebih besar daripada suhu di daerah lintang tinggi
2.      Faktor Ketinggian Tempat, Semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan yang diterima akan lebih banyak
3.      Jarak dari sumber air (penguapan), semakin dekat potensi hujanya semakin tinggi.

Soal Pilihan Ganda
1.      Bentuk cair dan atau padat (es) yang di jatuhkan ke permukaan bumi tetapi bukan kabut, embun, frost (embun beku) disebut ....
a.       hujan
b.      awan
c.       kelembapan
d.      suhu
2.      Alat Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan yaitu ....
a.       Fluviograf
b.      Thermometer
c.       Aktinograf
d.      Anemometer
3.      Pada peta cuaca, daerah-daerah yang memiliki curah hujan dihubungkan dengan garis.....
a.       Khatulistiwa
b.       Isohiet
c.       Isohorik
d.      Isobar
4.      Hujan yang terjadi akibat gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan sehingga dipaksa naik ke lereng pegunungan disebut hujan ...
a.       Orografis
b.      Zenithal
c.       Frontal
d.      Horizontal
5.      Jenis hujan zenithal  banyak terjadi di daerah (antara 10°LU–10°LS).....
a.       Pegunungan
b.      Pantai
c.       Doldrum
d.      Pedesaan
6.      Hujan yang Akibat pertemuan massa udara yang berbeda temperaturnya maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuk awan badai siklon, kemudian dijatuhkan disebut sebagai hujan.....
a.       Zenithal
b.      Horizontal
c.       Frontal
d.      Orografis
7.      Bentuk utama presipitasi adalah
a.       Hujan dan salju
b.      Embun
c.       Virga
d.      Kabut
8.      Massa udara bertambah uap airnya dan berpindah menuju daerah tekanan yang lebih rendah disebut presipitasi
a.       siklonik
b.      konvektif
c.       orografik
d.      statis
9.      ketika udara dengan kelembaban yang besar menjumpai kondisi topografi (gunung) dan presipitasi merupakan presipitasi ....
a.       konvektif
b.      orografik
c.       siklonik
d.      turbulens
10.  Intensitas hujan dengan  kecepatan (2.5 – 7.5 mm/jam) merupakan tergolong hujan ....
a.       tinggi
b.      sedang
c.       rendah
d.      cukup

Soal benar salah

1.      Presipitasi adalah bentuk cair dan atau padat (es) yang di jatuhkan ke permukaan bumi tetapi bukan kabut, embun, frost
2.      Untuk mengukur intensitas curah hujan digunakan alat thermometer  yang biasa menggunakan skala milimeter
3.      Hujan orografis Jenis hujan yang terjadi akibat massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara
4.      Hujan Frontal. Jenis hujan yang terjadi akibat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin Jenis hujan ini terjadi di daerah lintang sedang (antara 35°LU–65°LU dan 35°LS–65°LS)
5.      Presipitasi non-frontal, terjadi ketika udara dingin bertemu dengan udara hangat yang stasioner maka terjadi presipitasi non-frontal
6.      Presipitasi orografik terjadi kerena kenaikan secara alamiah dari udara yang ringan yang mengandung banyak uap air menuju daerah yang lebih dingin dan lebih rapat.
7.      Presipitasi kenaikan turbulens yaitu Ketika awan yang bergerak dari permukaan laut menuju daratan maka akan ada awan yang naik ke daerah yang lebih dingin dan presipitasi terjadi
8.      Curah hujan adalah jumlah air yang mencapai permukaan tanah per satuan waktu hujan lebat biasanya berukuran (TTU-2.5 mm/jam)
9.      Gerimis adalah salah satu jenis hujan
10.  Sebelum terjadi presipitasi maka akan terjadi kondensasi


Kunci jawaban pilgan

1.      A
2.      A
3.      B
4.      a
5.      c
6.      c
7.      a
8.      b
9.      b
10.  b


Kunci jawaban benar salah


1.      Benar
2.      Salah
3.      Salah
4.      Benar
5.      Benar
6.      Benar
7.      Salah
8.      Salah
9.      Benar
10.  Benar









Tidak ada komentar:

Posting Komentar