LAPORAN
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI
KUNJUNGAN
KE BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I
KENTEN PALEMBANG
OLEH :
NURHASHIFAH AGRIANI
05021181320012
PROGRAM STUDI
TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
A.
Latar
Belakang
Praktikum
klimatologi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus di ambil oleh
mahasiswa prodi Teknik Pertanian dari mata kuliah klimatologi. Pengenalan alat
dalam praktikum klimatologi sangat
penting karena akan berpengaruh terhadap kemampuan kita dalam mengetahui
alat-alat klimatologi sendiri . Pembacaan alat
tersebut dalam laporan praktikum ini
praktikan ingin memperkenalkan setiap alat yang digunakan dalam pengukuran
intensitas cahaya matahari, suhu udara dan suhu tanah, kelembaban, curah hujan
dan kecepatan angin.
Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang
menyelimuti bumi disebut dengan Atmosfer yang teridiri dari Gas. Atmosfer
berdasarkan temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan
relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang
cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur
serta suhu.
Stasiun klimatologi pertanian
merupakan stasiun meteorologi pertanian yang mampu menyelenggarakan pengamatan
cuaca dan biologi dalam jangka waktu yang panjang dan teratur. Penempatan
stasiun klimatologi harus ada pada setiap titik jaringan pengamatan
internasional secara mantap, minimal dalam jangka waktu 10 tahun tidak boleh
dipindahkan. Oleh karena itu dalam penentuan lokasinya harus tepat, yaitu
lokasi yang mewakili lingkungan alam yang tidak mudah berubah, sehingga data
yang diperoleh dapat terjamin.
Lokasi
stasiun Klimatologi harus memenuhi standard yaitu: dibangun diareal
lahan yang jauh dari bangunan fisik. Sebab, untuk melakukan pengamatan
cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh
dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan, dan
kelembaban. Stasiun
klimatologi pertanian hendaknya juga dapat mengukur atau menaksir hubungan
alamiah antara iklim, tanah, air dan tanaman. Tingkat ketelitian tergantung
pada tujuan pengukuran data, segi teknis, dan seberapa jauh kemungkinan
pelaksanaan pengumpulan data dapat dicapai. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
agar dapat menghasilkan data yang benar ialah Letak stasiun harus mewakili
hubungan alamiah dari iklim, tanah, air dan
tanaman di daerah luas sehingga data yang diperoleh dapat memenuhi
sasaran. Masing-masing alat menghasilkan data yang benar, tidak rusak dan mudah dirawat. Pembacaan skala dan perekaman
data mudah dilaksanakan.
Pengenalan alat dalam praktikum
meteorologi/klimatologi sangat penting karena akan berpengaruh
terhadap kemampuan kita dalam mengetahui alat-alat meteorologi/klimatologi
sendiri. Untuk itu kami melakukan praktek lapangan langsung ke Badan Metereologi,
Klimatologi dan Geofisika agar dapat
mengetahui apa-apa saja alat yang digunakan dan bagaimana cara pengambilan data
/ Mengenal dan melihat alat pengamat cuaca secara langsung.
Kebutuhan pokok stasiun klimatologi agar
mendapatkan data yang benar diperlukan yaitu:
1. Letak
stasiun klimatologi harus memiliki hubungan tanah, air dan iklim dimana data
tersebut diperoleh.
2.
Masing-masing instrument harus menghasilkan data-data meteorology yang benar
dan alat-alat tesebut tidak mudah rusak dan mudah dipelihara.
3. Pembacaan
alat mudah dilaksanakan dan mudah dicatat
4. Pengamat
cukup tersedia dan terlatih dengan baik serta bertempat tinggal tidak jauh dari
stasiun klimatologi demi kelancaran pengamatan.
Stasiun
Meteorologi alat merupakan suatu tempat, dimana didalamnya mengadakan
pengamatan yang continue terhadap keadaan lingkingan, baik itu berhubungan
dengan iklim maupu dengan cuaca. Suatu stasiun meteorologi biasanya mengadakan
pengamatan kondisi iklim selama sepuluh tahun berturut-turut, segingga akan
diperoleh gambaran umum tentang rerata keadaan iklim di suatu tempat atau
wilayah tertentu. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, maka
dibutuhkan beberapa persyaratan tertentu. Yang pertama adalah penempatan lokasi
stasiun meteorologi harus mewakili keadaan suatu lahan atau wilayah yang luas.
Yang kedua adalah masing-masing alat harus dapat memberikan hasil atau data
yang absah (tepat dan akurat), tidak mudah rusak, mudah penggunaannya erta
perawatannya. Dan yang terakhir atau yang ketiga adalah pengamatan harus dapat
dipercaya, terlatih, dan terampil.
Matahari adalah
kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di muka bumi yang
menimbulkan gerak udara dan arus laut. Unsur utama cuaca dan iklim meliputi
suhu udara, kelembapan udara, curah hujan, tekanan udara, angin, intensitas
cahaya matahari serta unsur iklim lainnya. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim
sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain
disebut dengan kendali iklim. Iklim membatasi pertumbuhan tanaman di muka bumi,
pada umumnya tanaman dan ternak mempunyai kondisi iklim optimumnya
masing-masing, namun perlu juga memperhatikan faktor lain, seperti tanah,
penyakit, dan fasilitas transfortasi yang dapat mrngubah keseraasian suatu
daerah untuk jenis khusus pertanian dan peternakan. Dalam penempatannya,
stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representative. Secara umum, luas
daerah untuk suatu stasiun meteorologi pertanian dengan peralatan manual
biasanya dua sampai dua setengah hektar. Tetapi untuk peralatan yang sifatnya
elektronik biasanya memiliki cakupan wilayah yang lebih sempit
Stasiun
meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan pengamatan secara
terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun meteorologi paling
sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan
didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim suatu tempat. Agar
diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai
berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun
harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter
cuaca yang
absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak,
mudah
penggunaan dan perawatannya.
3. Pengamatan
harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta
interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya
menggunakan hukum dan teknik matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur
cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih
dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah
menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data
yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau
hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian
dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang
secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling
bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan
curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari Stasiun meteorologi
harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif (mewakili). Secara
umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi pertanian dengan
peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 ha.
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin serta unsur lainnya merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan pengukuran besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi. Cara dan alat ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia umumnya masih secara manual, yang hasil kelengkapan dan keakuratan datanya sangat tergantung kepada manusia pencatatnya. Beberapa alat pencatat otomatis buatan pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal.
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah hujan, intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin serta unsur lainnya merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan pengukuran besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi. Cara dan alat ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia umumnya masih secara manual, yang hasil kelengkapan dan keakuratan datanya sangat tergantung kepada manusia pencatatnya. Beberapa alat pencatat otomatis buatan pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal.
Pengukuran
dan pencatatan tentang iklim/cuaca yang penting dalam pertanian antara lain :
curah hujan (jumlah dan intensitas hujan), evaporasi (permukaan tanah dan
tanaman), radiasi matahari (lama penyinaran dan intemnsitas penyinaran
matahari), kelembaban suhu atau temperatur (udara dan tanah), dan angin (arah
dan kecepatan angin). Untuk hal itu dalam stasiun pengamatan atau pengukuran
iklim/cuaca bagi pertanian lazimnya mempunyai perlengkapan seperti berikut :
shelter (kotak stevenson), termometer suhu maksimum dan minimum, termometer
bola basah dan bola kering, termohigrograf, penakar hujan (ombrometer),
anemometer, evaporimeter, solarimeter, sunshine duration record dan termometer
tanah.
Menurut WMO (World
Meteorology Organization) dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian
diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan,
hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah
yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi
pertanian. Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi
syarat antara lain :
1.
Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan
atau tanaman yang rendah) sebatas pada
pengaruh gerakan angin.
2.
Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)
3.
Tempatnya pada tanah yang datar.
4.
Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
5.
Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan
keperluan pengamatan. Hal ini akan
lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi
yang dapat dipercaya.
Untuk mengukur suhu udara
digunakanlah alat pengukur suhu udara yang terdiri atas empat macam yaitu
Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, Termometer
Maksimum-minimum Six Bellani. Keempat alat ini mempunyai prinsip kerja dengan
muai zat cair. Perbedaannya adalah untuk Termometer Biasa dan Termometer
Maksimum menggunakan muai zat cair air raksa sedangkan untuk Termometer minimum
menggunakan muai zat cair dari alkohol dan untuk Termometer Maksimum-Minimum
Six Bellani menggunakan muai zat cair dari alkohol dan air raksa.
Untuk
mengukur suhu dan kelembaban nisbi udara digunakanlah alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara yang terdiri atas dua macam yaitu Termohigrometer dan
Termohigrograf. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu dengan
muai dwi-logam dan higroskopis rambut.
Untuk
mengukur suhu tanah digunakanlah alat pengukur suhu tanah yang terdiri atas
enam macam yaitu Termometer Permukaan tanah, Termometer Tanah Selubung Kayu,
Termometer Tanah tipe Bengkok, Termometer Tanah tipe Symons, Stick Termometer
dan Termometer Tanah Maksimum dan Minimum. Keenam alat ini mempunyai prinsip
kerja yang sama yaitu dengan muai zat cair.
Untuk mengukur temperatur air digunakan alat pengukur
temperatur maksimum-minimum air dengan prinsip kerja dengan muai zat cair.
Untuk
mengukur panjang penyinaran digunakanlah alat pengukur panjang penyinaran yang
terdiri atas dua macam yaitu Solarimeter tipe Yordan dan Solarimeter tipe
Compbell-Stokes. Prinsip kerja kedua alat ini adalah dengan reaksi fotokhemis
dan pemfokusan sinar matahari.
Untuk mengukur radiasi matahari digunakanlah alat pengukur
intensitas radiasi matahari yang dinamakan Actinograf Dwi-Logam dengan
prinsip kerja dengan menggunakan beda muai logam hitam dan putih.
Untuk mengukur kecepatan angin digunakanlah alat pengukur
kecepatan angin yang terdiri atas tiga macam alat yaitu Cup Anemometer, Biram
Anemometer dan Hand Anemometer. Prinsip kerja dari Cup Anemometer ddan Biram
anemometer adalah sama yaitu dengan sistem mekanik. Sedangkan untuk Hand
Anemometer prinsip kerjanya adalah dengan sistem GGL induksi.
Sifat-sifat
alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat
ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya
bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para
pemakainya.
Alat-alat
laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan
debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan
demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya
dan para petugas yang menggunakan.
Sifat-sifat itu antara lain :
1.
Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan
cuaca serta tahan lama, misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang
awet seperti kayu jati atau kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak
dimakan rayap. Pan Evaporimeter dibuat dari bahan anti karat.
2.
Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk
sederhana agar mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan
sendiri jika terdapat kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun
pengamatan meteorologi dan klimatologi pada umumnya terpencil.
Cara
penggunaannya pun sederhana mengingat dasar pendidikan para pemakainya. Bagian
alat-alat yang perlu disetel dalam penggunaanya dilengkapi dengan sekrup-sekrup
atau tanda-tanda yang mudah dilihat dan di mengerti. Bagian-bagian yang sudah
disetel/ ditera sebaiknya dikunci atau disekrup keras agar tidak mudah berubah.
Klimatologi yang
pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi periode waktu yang lama
paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang dilakukan
meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin, kelembapan, macam
dan tinggi dasar awan, banglash horizontal, durasi penyinaran matahari dan suhu
tanah . oleh karena itu persyaratan stsiun klimatologi ialah lokasi, keadaan
stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahan agar pemasangan
dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk menghasilkan pengukuran
yang dapat mewakili.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai
arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24
jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya
untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang
pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya
Stasiun
meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan
kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).Untuk yang keras
menyimpan modul-modul setiap 15 menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20
nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval
keluaran.Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat
untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui cara kerja dan penjelasan tentang alat - alat klimatologi distasiun
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas I
Kenten, Palembang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ombrometer
Penakar
hujan tipe ini dilengkapi dengan sistem perekam data yang
mengukur curah hujan secara otomatis. Jumlah hujan maupun perkembangan
hujan selama satu periode dapat diketahui dari grafik. Golongan penakar hujan
ini sering disebut Recording Rain Gauge atau Pluvlograf atau ombrograf. Alat ini
lebih lengkap dan lebih teliti karena disamping dapat mencatat jumlah curah
hujan, dapat pula diketahui jumlah hari hujan serta lamanya hujan dalam satu
hari, karena pada kertas pias sudah tercantum jumlah dan waktu hujan (jam
atau hari). Penakar tipe Hellman ini mempunyai kolektor yang memiliki daya tampung air sebesar 20 mm. Apabila kolektor tersebut sudah penuh, maka air akan ditumpahkan sampai habis melalui pipa pembuang dan bersamaan dengan itu pena akan turun kembali sampai pada posisi nol. Skala pada kertas pias terdiri dari nol sampai 20 mm. (Lakitan, 2002)
mengukur curah hujan secara otomatis. Jumlah hujan maupun perkembangan
hujan selama satu periode dapat diketahui dari grafik. Golongan penakar hujan
ini sering disebut Recording Rain Gauge atau Pluvlograf atau ombrograf. Alat ini
lebih lengkap dan lebih teliti karena disamping dapat mencatat jumlah curah
hujan, dapat pula diketahui jumlah hari hujan serta lamanya hujan dalam satu
hari, karena pada kertas pias sudah tercantum jumlah dan waktu hujan (jam
atau hari). Penakar tipe Hellman ini mempunyai kolektor yang memiliki daya tampung air sebesar 20 mm. Apabila kolektor tersebut sudah penuh, maka air akan ditumpahkan sampai habis melalui pipa pembuang dan bersamaan dengan itu pena akan turun kembali sampai pada posisi nol. Skala pada kertas pias terdiri dari nol sampai 20 mm. (Lakitan, 2002)
B. Panci
Evaporasi
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. pan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. (Regariana, 2005)
Nilai
evaporasi atau evapotranspirasi pada suatu daerah tergantung pada dua
fakto Faktor yang pertama adalah
ketersediaan kelembaban pada permukaan evaporasi saat atmosfer mampu untuk
menguapkan air dan menghapusnya dan mentransportasikan air evaporasi ke atas.
Faktor yang kedua dari evaporasi atau evapotranspirasi, yaitu fungsi dari
beberapa faktor termasuk radiasi surya, temperatur, kecepatan angin, dan
kelembaban ketegangan uap air hanya tergantung
pada temperatur di permukaan udara. Konsep ini berdasarkan pada pengukuran yang
dibuat di ruang tertutup. Ketergantungan tekanan uap air terhadap temperatur
merupakan karakter yang khusus. (Ayoade, 1983).
C. Sangkar Klimatologi
dan Metereologi
Sangkar meteorologi umumnya dipasang di dalam taman alat-alat
meteorologi..
Didalam sangkar Meteorologi dipasang alat-alat seperti Thermometer bola
kering, Thermometer bola basah, Thermometer maximum, Thermometer minimum, dan
Evaporimeter jenis piche. pada stasiun meteorologi pertanian dan klimatologi
dipasang Evaporometer jenis Keshner tersendiri. Pemasangan alat-alat
meteorologi didalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari
tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain
itu, alat-alat yang terdapat didalamnya terlindung dari radiasi matahari
langsung, hujan dan debu. Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang baik (
jati/ Ulin) sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya
tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya
berada pada ketinggian 120 cm diatas
tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali ( sebaiknya
empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya. Sangkar harus dipasang
kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin
kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyai
dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi ini
memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara didalam
sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara diluar.
Sangkar dipasang dengan pintu membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga
alat-alat yang terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung
sepanjang tahun. jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah
utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya. ( Niko Aprilyanto, 2008).
D. Campbell Stokes
The Campbell-Stokes recorder (kadang-kadang disebut bola
Stokes) adalah semacam perekam sinar matahari. Hal ini ditemukan oleh John
Francis Campbell pada tahun 1853 dan dimodifikasi pada tahun 1879 oleh Sir
George Gabriel Stokes. Desain asli oleh Campbell terdiri dari bola kaca diatur
ke dalam mangkuk kayu dengan matahari membakar jejak pada mangkuk.
Penyempurnaan Stokes adalah untuk membuat perumahan dari logam dan memiliki
pemegang kartu set di belakang bola. Unit ini dirancang untuk mencatat jam
sinar matahari terang yang akan membakar lubang melalui kartu. (Lakitan 2002)
Campbell
Stokes adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran
matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen.
Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang
berperan sebagai pencatat data.Kartu (campbell stokes) ini dipasang dibawah
lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada
kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah yang
menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus
yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran.
Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran
yang tertutup awan (Lakitan, 2002).
Kertas pias yang dipasang berdasarkan posisi tegak lurus
penyinaran matahari, maka ada tiga macam pias, yaitu: (1) Kertas pias lengkung
panjang tepat di garis ekuator digunakan pada 11 April – 31 Agustus pada
belahan bumi utara, dan 11 Oktober – 28 Februari pada belahan bumi selatan, (2)
Kertas pias lengkung pendek digunakan pada 11 Oktober – 28 Februari pada
belahan bumi utara, dan 11 April – 31 Agustus pada belahan bumi selatan, (3)
Kertas pias pendek lurus digunakan pada 1 September – 10 Oktober pada belahan
bumi utara, dan 1 Maret – 10 April pada belahan bumi selatan. Pada tanggal 23
Maret dan 21 september matahari berada tepat pada garis khatulistiwa.
(Antoni ,2008)
E. Anemometer
Anemometer
adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam
bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama
alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin.
Perancang pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada
tahun 1450. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur
besarnya tekanan angin itu. Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan angin, dan merupakan salah satu instrumen yang
digunakan dalam sebuah stasiun cuaca. Istilah ini berasal dari kata Yunani
anemos, yang berarti angin. Anemometer pertama adalah alat pengukur jurusan
angin yang ditemukan oleh oleh Leon Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi
menjadi dua kelas: yang mengukur angin dari kecepatan, dan orang-orang yang
mengukur dari tekanan angin, tetapi karena ada hubungan erat antara tekanan dan
kecepatan, yang dirancang untuk satu alat pengukur jurusan angin akan
memberikan informasi tentang keduanya.
Selain anemometer masih banyak jenis alat lainnya yang digunakan untuk mengukur
angin
( Guslim
,2007).
F. High Volume Air Sempler
High Volume Air Sampler. Ini bertujuan untuk menarik volume tepat dari
udara melalui kertas saring berat diketahui, untuk jangka waktu tertentu.
Kertas saring kemudian dapat kembali ditimbang setelah jangka waktu tersebut,
dan partikulat pemuatan udara (dalam mg/m3) dapat dihitung. Isi makalah ini
juga dapat diperiksa dan dianalisa. Fungsi sampler udara ini adalah untuk
menjaga aliran udara konstan, dengan meningkatnya beban partikulat dari waktu
ke waktu. Tidak seperti sistem tradisional meskipun, kebutuhan untuk sensor
mekanik dan kontrol (yaitu sensor kecepatan, pengukur regangan) telah
dieliminasi. The PM10 Kepala memisahkan partikel lebih kecil dari 10μ, dari
orang-orang yang lebih besar dari 10μ. Partikel-partikel yang lebih besar dari
10μ menetap di ruang impaction pada shim pengumpulan, dan dikeluarkan selama
perawatan atau pembersihan. Partikel-partikel kecil dari 10μ dibawa ke atas
oleh aliran udara, dan menetap di filter serat kuarsa. The TSP Kepala
mengumpulkan partikel tersuspensi total, tanpa memisahkan partikel dengan
ukuran yang berbeda. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan untuk
pengambilan sampel partikulat udara pada kecepatan aliran yang dikenal untuk
jumlah yang ditentukan waktu, memungkinkan untuk perhitungan yang tepat dari
konsentrasi partikulat udara.
(Irianto,2003).
G. Observatorium
Penakar hujan observatorium mempunyai kelebihan berupa : mudah di pasangnya, mudah dioperasikannya
karena langsung terukur pada gelas ukur dan pemeliharaannya juga relatif mudah
karena tak ada bagian-bagian tambahan pada alat. Akan tetapi kekurangannya
adalah data yang didapat hanyalah data jumlah curah hujan selama periode 24
jam. Resiko kerusakan gelas ukur dan resiko kesalahan pembacaan dapat terjadi
saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur, sehingga hasilnya dapat
berbeda. ( Lakitan, 2002)
Pada musim kemarau, hujan selalu
ditunggu- tunggu kedatangannya, karena hujan adalah unsure cuaca atau iklim
yang penting. Dengan adanya hujan maka persediaan air di permukaan tanah akan
bertambah sehingga kebutuhan air akan terpenuhi. Hujan berasal dari penguapan
baik dari periran atau tanaman yang kemudian mengalami pengangkatan dan
terjadilah pendinginan. Dengan adanya pendinginan maka uap air akan berubah
menjadi titik- titik air yang disebut dengan proses kondensasi. Apabila
jumlahnya suadah banyak maka siap turun ke permukaan tanah sebagai hujan. Jumlah curah
hujan yang jatuh di permukaan tanah dinyatakan dalam satuan millimeter. Jumlah
curah hujan 1 mm menunjukkan tebal air hujan yang jatuh di permukaan tanah 1
mm, jika ir tersebut meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer. (Sudira
Putu, 1999)
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan
cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan beberapa alat
meteorologi yang mempunyai fungsi dan tugas tertentu. Dalam pelaksanaan
pengambilan data dengan menggunakan alat khusus tentunya dibutuhkan suatu
keahlian menggunakan alat agar data yang diambil lebih akurat dan valid. Alat-alat ini
ditempatkan di suatu tempat tertentu yang memenuhi setiap persyaratan yang
wajib dipenuhi dari alat-alat tersebut yang selanjutnya dapat kita istilahkan
sebagai stasiun agroklimat. Selanjutnya alat-alat ini akan bekerja mencatat
setiap data yang diperlukan seperti sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik
dalam suatu periode tertentu . (Lakitan Benyamin,2002)
H. AWS (Monitoring Automatic Weather Station)
AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem
terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di
proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi
dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya.Sensor-sensor
yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin,
kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote
Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi
sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter
cuaca dapat ditampilkan melalui LED
(Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati
cuaca saat itu (present weather ) dengan mudah.BMG telah memasang
beberapa peralatan AWS baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS
wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini
AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMG telah lebih dari 70 peralatan
dengan berbagai merk (a.l. Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal
ini relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan
beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini
diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMG untuk menguasai teknologi
AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi. ( Abdi
Sanjaya, 2001).
I. Termometer
Tanah Berumput dan Gundul
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi dan
Geofisika nomor: SK.32/TL.202/KB/BMG-2006. Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu tanah berumput dan gundul yaitu termometer tanah. Satuannya
derajat Celcius. Pengukuran suhu tanah umumnya dilakukan pada
kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Untuk
mungukur suhu tanah pada kedalaman kurang dari 50 cm dipakai termometer tanah
yang dibengkokkan dan skalanya menghadap ke atas sehingga mudah dibaca tanpa
mengganggu termometernya.Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm
bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas
yang berisi parapin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam
selongsong tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm.
Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam,
kemudian dibaca. Benda kuning pada termometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin
yang berfungsi agar memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di
udara. Untuk mencegah kemungkinan air masuk ke dalam tabung besi, maka tabung
bagian atas harus selalu tertutup. Karena perubahan suhu di dalam tanah
berlangsung lambat, maka kekurangpekaan dari termometer tanah tidak mengurangi
ketepatan suhu tanah yang diamati. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini
bila merupakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah
sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.
(Lakitan 2002).
J. Aktinograf
Actinograph
adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung.
Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk mengetahui
total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. komponen-komponen utama dari actinograph :
1. Sensor,
yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan putih
2. Glass
dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi
elektromagnetik
3. Plat
pengatur bimetal
4. Mekanik
pembesar
5. Tangkai
dan pena pencatat
6. Drum
clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias
7. Pengatur
atau perata-rata air
8. Kontainer
silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada
permukaan glassdome
9. Bagian
dasar
10.
Penutup atau cover
Prinsip
kerja alat tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan
temperatur. Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila
kedua lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan
menunjukkan angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi
matahari yang mengenai lempengan - lempengan tersebut, lempengan yang
berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut
lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang
menyerap panas. Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila
terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan
lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik
turun. Makin besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam
maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar
perbedaan temperatur semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena
bergerak semakin tinggi. Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara
mekanis. Pena bergerak naik turun pada pias yang yang digulung pada silinder
jam sehingga dapat membuat jejak (grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada
silinder yang berputar. Kertas pias tersebut terdapat skala waktu dan satuan
luas Dari kertas pias tersebut dapat kita peroleh hasil rekaman intensitas
radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu tertentu ( harian atau
mingguan). (Lakitan , 2002)
K. Cup Counter
Cup counter anemometer Sebuah tipe sederhana anemometer
diciptakan pada tahun 1845 oleh Dr John Thomas Romney Robinson, dari Armagh
Observatory. Ini terdiri dari empat cangkir hemispherical masing-masing
terpasang pada salah satu ujung dari empat lengan horisontal, yang pada
gilirannya yang dipasang pada sudut yang sama satu sama lain pada poros
vertikal. Aliran udara melewati cangkir dalam arah horisontal berbalik poros
dengan cara yang sebanding dengan kecepatan angin. Oleh karena itu, menghitung
putaran poros selama periode waktu yang ditetapkan menghasilkan kecepatan angin
rata-rata untuk berbagai kecepatan. Pada anemometer dengan empat cangkir mudah
untuk melihat bahwa sejak cangkir disusun secara simetris di ujung lengan,
angin selalu memiliki lekuk satu cangkir disajikan untuk itu dan bertiup di
bagian belakang cangkir di ujung. (Irianto, 2003).
L. Automatic
Rain Sampler
Automatic
Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel air hujan
Wet dan Dry. Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan
trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang
digerakkan oleh motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka
kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula.
Sehingga air hujan yang di tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena
tertutup rapat. Kemudian sampel air hujan tersebut dikirim ke Laboratorium
Kualitas Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa. (Regina, 2005)
III. METODELOGI
A.
Waktu
& Tempat :
Pukul
09.00 di Stasiun BMKG Kenten
B.
Alat
& Bahan :
Alat
-Ombrometer
-Panci
Evaporasi
-Campbell
Stokes
-
High Volume Air Sampler
-Observatorium
-Thermometer
Tanah Berumput dan Tanah Gundul
-Automatic
Water System
-Sangkar
Meteorologi
-Aktinograf
-Cup
Counter
-
Anemometer
- High Volume Sampler
Bahan
-
Buku Catatan
-
Pena
-
Makanan
-
Minuman
C.
Cara
Kerja :
1. Sangkar
Cuaca dan sangkar klimatologi
Dalam sangkar meteorologi ini terdapat
sikrometer dan termometer bola basah dan bola kering yang berfungsi untuk
menghitung laju evapotanspirasi dan transpirasi. Waktu
pengamatan : Dilakukan sehari 3 kali, yaitu pukul 07.00,13.30
dan 17.30. Namun untuk keperluan penerbangan dilakukan pengamatan setiap 1 jam
sekali.
Adapun beberapa cara kerja alat
klimatologi lainnya yang terdapat dalam sangkar cuaca yaitu :
A. Thermometer Bola
Kering
1. Berdiri
sejauh mungkin dari thermometer sampai mata mampu membaca
skala,
hal ini untuk menghindari pengaruh panas badan pengamat
terhadap
thermometer.
2. Yakinkan
bahwa garis pandangan dari mata kepuncak permukaan air
raksa
(miniscus) adalah mendatar, untuk menghindari kesalahan paralaks (kesalahan
sudut baca).
3. Baca
thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat terdekat.
B. Thermometer Bola
Basah
Pengamatan Thermometer Bola basah sama
dengan pengamatan. Thermometer Bola Kering, hanya ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Bola
thermometer harus dibungkus dengan kain muslin (kaos) yang bersih.
2. Kain
muslin harus dimasukkan dalam botol yang berisi air bersih dan diusahakan ada
jarak antara kain muslin dalam botol dengan bola thermometer.
C. Thermometer minimum
1. Baca
Thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat. (Pada
pengamatan suhu minimum skala yang dibaca adalah skala yang ditunjukkan
oleh ujung index yang terletak lebih dekat kepermukaan alkohol).
2. Setelah
dibaca, keluarkan thermometer minimum dengan hati-hati.
3. Pegang
thermometer dan miringkan dengan hati-hati agar indexnya turun sampai
menyentuh ujung permukaan alkohol.
4. Kembalikan
thermometer minimum tersebut ketempatnya dengan hatihati.
5. Pada
saat mengembalikan thermometer minimum harus dipegang dengan dua tangan
sedikit miring dengan letak bolanya lebih tinggi dan bagian ujungnya diletakkan
terlebih dahulu kemudian baru bagian bolanya diletakkan dengan hati-hati
agar ujung index tetap menempel pada miniskus (permukaan alkohol).
6. Setelah
diletakkan kembali, jika thermometer minimum dibaca maka suhu yang
terbaca harus sama atau mendekati suhu yang terbaca pada thermometer bola
kering pada saat itu.
D. Thermometer
maksimum
1. Baca
thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat.
2. Jangan
sekali-kali thermometer dipegang sebelum dibaca.
3. Setelah
dibaca, air raksa thermometer maximum yang terputus harus
disambungkan
kembali dengan cara sebagai berikut :
1. Keluarkan
thermometer dengan hati-hati.
2. Berdiri
pada posisi bebas, tidak ada halangan disekitarnya, pegang
bagian ujungnya dengan baik
dengan posisi bola berada di bawah.
3. Ayun
thermometer tersebut berulang-ulang dengan lengan tetap lurus sampai air raksa yang
terputus tersambung kembali dengan sempurna.
4. Kembalikan
thermometer maximum tersebut ke tempatnya semula dengan hati-hati.
5. Pada
waktu mengembalikan thermometer maximum harus dipegang
dengan dua tangan dan sedikit miring dengan bagian bolanya harus lebih rendah dan diletakkan terlebih dahulu
sebelum meletakkan ujungnya.
6. Setelah
proses penyambungan air raksa maka suhu thermometer maximum yang dibaca harus sama atau mendekati dengan suhu yang 1 -3 terbaca pada thermometer bola kering
pada saat itu, atau masih terdapat
perbedaan sedikit karena pengaruh selama thermometer
maximum dipegang oleh pengamat.
2. AWS (Automatic Weather Station)
Secara sederhana
cara kerja dari AWS (Automatic Weather Stations) adalah mengumpulkan data
pengamatan parameter cuaca secara otomatis melalui sensor-sensor secara berkala
selanjutnya di kirim melalui jaringan GPRS(General Packet Radio Service)
menggunakan layanan GSM (Global System for Mobile communication) ke
seluruh stasiun meteorology seluruh Indonesia. Sistem pengelolaan data cuaca
oleh AWS merupakan gabungan dari disiplin ilmu elektroteknik dan informatika.
Hasil yang diberikan oleh AWS adalah informasi yang bermanfaat untuk penelitian
terkait iklim dan cuaca, yang pada akhirnya bisa bermanfaat untuk kesejahteraan
masyarakat. Proses bisnis pengelolaan data oleh AWS dapat dijadikan sumber
acuan untuk penelitian mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek ataupun Tugas
Akhir.
3. Automatic Rain
Sampler
Karakteristik dari
peralatan ini dirancang untuk mengoperasikan penakar hujan secara otomatis
untuk menampung atau mengumpulkan sampel air hujan. Peralatan sensor yang akan
dipakai ini adalah sangat peka begitu saat hujan terjadi maka motor penggerak
akan membuka tutup peralatan pengumpul sampel air hujan secara otomatis yang
kemudian sampel selanjutnya dialirkan melalui selang ke botol plastik yang
berbahan dasar polyethylene. Sensor ini akan menutup
secara otomatis selama tidak ada periode hujan (saat hujan berhenti) yang
bertujuan untuk menghindari atau mencegah terkontaminasinya sampel air hujan
oleh polutan yang terbawa saat periode endapan kering ( dry
deposition).
4. Termometer
tanah berumput
Prinsip Kerja Alat ini bekerja berdasarkan proses
pemuaian, jika suhu naik maka air raksa dalam reservoir akan naik. Cara
kerja alat: Thermometer ini terdiri dari 7 buah alat yang pada bagian
bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini terkena sinar matahari, maka
suhutanah akan naik menyeababkan air raksa dalam reservoir thermometer akan
naik dan menunjukkan sakaala pada pipa.
Aplikasinya pada pertanian: Aplikasinya pada pertanian untuk
mengetahui suhu tanah ayang berumput dan tanaman lain seperti kelapa sawit dan
jenis tanaman lainnya.
5. Termometer tanah gundul
Cara Kerja: Pada dasarnya cara kerja dari alat
ini hampir sama dengan termometer tanah berumput yaitu jika suhunya naik maka
air raksa dalam reservoir akan naik dan menunjukkan skala pada pipa.
6.
Cup counter
Anemometer
Pada
dasarnya alat ini akan bekerja jika angin bertiup dari situlah kita dapat
mengetahui berapa kecepatan angin dengan memperhatikan alat tersebut. Mangkok
akan berputar karena tertiup angin dan akan berputar maka angka yang terdapat
pada counter akan bertambah bilangannya dari counter tersebut akan diketahui
arah dan kecepatan angin rata-rata. Dalam satuan km/ jam.
7.
Penakar Hujan type Hellman
Cara
Kerja Alat :
Pada
saat terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan masuak kedalam mulut corong
kermudian diteruskan dalam saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus,
maka pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan terangkat pula dan akan
membentuk grafik pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka
10 maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan
berhenti adan apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias
akan terdapat dua garis yaitu:
-
Garis vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.
-
Garis horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.
Jumlah
curah hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada kertas Pias. Pada setiap penggunaan pias baru ,
pena harus dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan setempat rendah dan
penah tidak mencapai angka nol , maka kita dapat menambahkan air dengan bantuan
gelas ukur dengan ketentuan bahwa air yang ditambahkan harus ducatat jumlahnya.
Misalnya : Keduduakan terakhir dari pena pencatat menunjukkan 7mm maka untuk
mengembalikan ke skala nol harus ditambah air dalam tabung sebanyak 3 mm.
Setelah skala nol pias Hellman kembali pada selinder jam tersebut. Setelah
kertas pias terpasang maka selinder jam dikembaliakan pada tempat semuala
setelah kunci pemuta pernya diputar, sehingga selinder terpawang dengan posisi
teagak pada sumbu putarnya.
8. Penakar Hujan type Observatorium
Cara
kerja: Air
hujan yang jauh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut corong dan diteruskan
kedalam bak penampung yang dialirkanmelalui pipa sempit yang ada diujung corong
penakar, air dalam tabung tersebut ditakar dengan cara air yang berada dalam
reservoir dikeluarkan melalui kran dan diamasukkan dalam gelas ukur.Penunjukan
intensitas air dalam gelas ukur menunjukkan jumlah curah hujan dalam 1 hari (24
jam)Bila tidak ada hujan,maka data ditulis (-) Bila hujan lebih kecil dibulatkan ke
nol (0) Bila hujan lebih besar dari nol ditulis (1)
9. Actinograph
Insatalasi atau pemasangan
actinograph:
1. Letakkan actinograph pada permukaan
datar/rata-rata ± 150 cm diatas
permukaan
harus bebas dari pohon maupun bangunan yang menghalangi ke arah alat dan bebas dari bahan-bahan
yang dapat memantulkan tanah. Lokasi pemasangan sinar kuat ke arah alat
2. Atur posisi bimetallic persegi panjang searah utara
selatan dan kaca jendela ke arah timur.
3. Atur traveling alat melalui kaki-kaki yang dapat
diatur/diputar
4. Kebersihan alat harus selalu
diperhatikan terutama bagian glassdome
5. Silica gel harus diganti secara
periodik sesuai iklim dimana ia ditempatkan
6. Seal karet yang terletak pada bagian dasar secara periodik
harus diganti
terutama jika sudah kurang
elastis/rusak.
Metode
operasi actinograph adalah
1. Awal
operasi dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat (saat matahari belum belum bersinar)
2. Buka
cover/penutup alat
3. Lepaskan
drumclock dari shafnya
4. pasang
kertas pias, sissi pias tepat terhimpit di penjepit drumclock.
5. Hidupkan
system drumclock .
6. Pasang
drumclock kembali pada tempatnya
7. Putar
drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal pengukuran
8. Tutup kembali cover/penutup
9. Setelah
matahari terbenam selama 1,5 jam, pias harus diambil
10.
Pada hari berikutnya, ulangi langkah 1 s/d 9
10. High
Volume Sampler
Prinsip
kerjanya yaitu : udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui
kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan
menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan
cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping
itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi
debu tersebut.
11. Panci Evaporasi
Rumusnya
Thermometer
maksimum - termometer minimum
2
Cara kerja :
Panci
penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm
pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam
keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan
membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan
maksud agar permukaan air tetap tenang dan
tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup
patrol diputar sambil melihat ujung panci dari
hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu
berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala
turun angka yang dibaca
adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup
pengontrol. Adapun skala yang terrtera pada skala adalah angka
(1) sampai (100). Sedangkan termometer yang berada
di atas permukaan air
adalah termometer maksimum dan termometer
minimum. Termometer ini terletak di atas pelampung sehingga
mempunyai perahu, yang pada kedua termometer
ini baik maksimum maupun
minimum berada di tengah atau anntara
kedua sisi pengukuran termometer maksimum.
12. Campbell Stokes
Pada
saat matahari bersinar cerah (yaitu intensitas radiasi sinar
matahari sama atau lebih besar dari 0,3 kalori cm-2
menit -1) Sinar yang jatuh pada bola kaca akan
dikumpulkan dan difokuskan pada suatu titik dan diarahkan pada kertas
pias. Kertas pias akan m,enerima sinar dalam benntuk
titik api dan meninggalkan bekas terbakar pada
kewrtas pias-pias ini akan cekungan logam yang terdapat
ada titik api oki panjang bekas terbakar pada
kertas pias merupakan lama penyinaran sinar matahari.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1. Hasil
pengamatan pada Kecepatan Angin pada ketinggian
* 0,5 m = 2280.62 Km
* 6,0 m = 4884.86 Km
* 0,5 m = 2280.62 Km
* 6,0 m = 4884.86 Km
2. Data
pengamatan pada thermometer berumput
Kedalaman tanah
|
Hasil pengamatan dalam celcius
|
0,2 cm
|
27,6
|
0,5 cm
|
29,6
|
5cm
|
29
|
10cm
|
28,8
|
15cm
|
28,8
|
20cm
|
30,0
|
1m
|
29,5
|
3. Thermometer
tanah gundul
Kedalaman tanah
|
Hasil pengamatan dalam celcius
|
0,2 cm
|
29,6
|
0,5 cm
|
28,8
|
5cm
|
28,9
|
10cm
|
28,2
|
15cm
|
28,2
|
20cm
|
29,0
|
1m
|
29,5
|
4.
A.
Pada sangkar meteorologi
1 meter ( satuan dalam celcius )
TBB = 25,3
TBK = 28,4
Tmax = 28,8
T min = 24,2
B. Pada sangkar meteo 0,5 meter
TBB = 25,5)
TBK = 28,1
Tmax = 28,1
T min = 24,0
TBB = 25,3
TBK = 28,4
Tmax = 28,8
T min = 24,2
B. Pada sangkar meteo 0,5 meter
TBB = 25,5)
TBK = 28,1
Tmax = 28,1
T min = 24,0
BK
|
BK-BB
|
||
A(3,0)
|
B(3,1)
|
C(3,2)
|
|
28,5
|
78
|
77
|
76
|
28,4
|
|
76,9
|
|
28,0
|
77
|
76,5
|
76
|
BK
|
BK-BB
|
||
A(2,4)
|
B(2,6)
|
C(2,8)
|
|
28,5
|
82
|
80
|
79
|
28,1
|
|
80
|
|
28,0
|
82
|
80
|
79
|
B.
Pembahasan
Pada
praktikum yang dilakukan pada hari Sabtu, 5 April 2014 yang dilaksanakan pada
pukul 09.00 s/d selesai di Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun
Klimatologi Kelas I Kenten Palembang Kita merasakan keadaan udara pada suatu
saat adalah panas sekali akan tetapi orang lain hanya merasakan panas biasa
saja. Jadi apa yang dirasakan dan dilihat oleh indera adalah sangat subjektif.
Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian digunakan alat-alat pengamatan
(instrumen).
Meteorologi
ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak ditemukannya termometer
oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643) sistem penghubung yang
cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi.
Masih banyak lagi yang harus di lakukan untuk menyempurnakan peralatan baik
dalam prinsip dan mekanismenya maupun dalam ketelitian alat-alat pengamatan
masing-masing komponen cuaca. Stasiun Klimatologi adalah suatu tempat yang
mengadakan pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan
lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan
objek pertanian lannya. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut –
turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya,
batas – batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Satu set termometer tanah terdiri atas : Enam buah
termometer tanah (termometer yang didisain khusus untuk menngukur suhu
tanah). Lima buah besi penyangga (untuk termometer pada kedalaman 0 – 20
cm). Dua buah pipa pelindung dan parafin wax (untuk termometer pada kedalaman
50 – 100 cm).Pada pengamatan pertama pada thermometer
tanah berumput : pada kedalaman 0,2 cm = 27,6
derajat celcius, kemudian pada kedalaman 0,5
cm = 29,6 derajat celcius, pada kedalaman 5
cm = 29 derajat celcius, pada 10 cm =
28,8 derajat celcius, pada15 cm = 28,8 derajat
celcius, 20 cm = 30,0 derajat celcius,1 m = 29,5 derajat celcius. Kemudian pada pengamatan thermometer suhu
tanah gundul 0,2 cm = 29,6 derajat
celcius, pada kedalaman 0,5 cm = 28,8 derajat celcius, pada kedalaman
5 cm = 28,9 derajat celcius, pada kedalaman10 cm
= 28,2 derajat celcius, pada kedalaman 15
cm = 28,2 derajat celcius, pada kedalaman 20 cm = 29,0 derajat celcius1 m =
29,5 derajat celcius.
Ini menunjukan pada setiap kedalaman
mempunyai suhu tanah yang berbeda – beda karena Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di
atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat baik
secara fisik maupun kimia, menurunnya aktivitas enzim (enzim terdegradasi).
Seperti diketahui bahwa suhu tanah berpengaruh terhadap
penyerapan air. Semakin rendah suhu, semakin sedikit air yang diserap oleh
akar, karena itu penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan
tanaman. Peningkatan suhu di sekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat
hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu
terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanman akan mempercepat
kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau.
Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada
daerah yang lengas tanahnya terbatas. Pengaruh negatif suhu pada lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan
transpirasi).
Pada
pengamatan ketiga dan keempat yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB di sangkar
cuaca. Pada pengamatan pertama di sangkar metereologi dan kedua pada sangkar
klimatologi terjadi perbedaan hasil antara termometer bola kering dan
termometer bola basah. Pada pengamatan pertama Termometer bola basah : 25,3oC,
Termometer bola kering : 28,3oC
sedangkan pada pengamatan ke II pada pukul 10.05 WIB di sangkar klimatologi
yaitu termometer bola kering: 25.5oC dan termometer bola basah : 28.1oC. Adapun perbedaan pada
pengamatan pertama dan kedua terjadi perbedaan hasil antara termometer maximum
dan minimum. Pada pengamatan pertama Termometer Maximum : 28,8oC,
Termometer Minimum: 24.4oC sedangkan pada pengamatan ke II pada
pukul 10.05 WIB di sangkar cuaca klimatologi yaitu termometer maximum: 28.1oC
dan termometer minimum : 24.0oC.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa pada selang waktu tertentu kelembapan udara
pada termometer akan meningkat yang juga sangat dipengaruhi oleh faktor factor
yaitu Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun
didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi, lalu ada atau tidaknya
vegetasi. Oleh sebab itu pada lingkungan sangkar cuaca harus dibersihkan dari rumput/ilalang
yang telah melebihi dari kapasitas tinggi yang ditentukan untuk distasiun
klimatologi, dan terakhir pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu
tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara
semakin tinggi. Jadi dari hasil pengamatan ini
dapat diketahui bahwa cuaca pada saat praktikum ini adalah panas karena dapat
kita lihat bahwa suhu maximumnya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
minimumnya, begitupun dengan kadar kelembabannya suhu bola basah lebih rendah
dibangdingkan suhu bola kering, ini membuktikan bahwa suhu pada saat itu adalah
kering dan panas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Iklim adalah
kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim
dipelajari dalam meteorologi.
2. Meteorologi
adalah ilmu yang mempelajari
gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas.
3. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala
cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas
4. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu
saat, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang
lingkupnya sempit.
5. Thermometer maksimum digunakan untuk
menghitung suhu maksimum dan thermometer minimum digunakan untuk mengukur suhu
minimum.
6. Untuk melindungi alat alat pengukur
cuaca dan juga thermometer kita dapat membangun sangkar metereologi untuk
menyimpan alat-alat tersebut
7. 1. Sangkar Metereologi dan sangkar klimatologi
2. AWS (Automatic Weather Station)
3. Automatic Rain Sampler
4. Termometer tanah
berumput dan gundul
5. Cup counter Anemometer
6. Penakar hujan Observatorium
7. Penakar hujan type Hellman
8. Actinograph
9. High Volume Sampler
10. Panci Evaporasi
11. Campbell stokes
C. SARAN
Semoga keadaan pada saat praktikum lebih kondusif lagi,
terutama bagi para praktikkan.
DAFTAR PUSTAKA
Niko
Aprilyanto , Prosiding Seminar
Nasional Teknik Pertanian 2008, Yogyakarta: 2008
Regina, 2005, online pada :
http://contohlaporan26.blogspot.com/2010/12/laporan-agroklimatologi.html. diakses
pada 6 April 2014, Palembang
Abdi
Sanjaya, 2001, Online pada: http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/taman-alat/.
diakses pada 6 April 2014, Palembang
Lakitan. 2002. Satsiun Klimatologi. (online : Id.wikipedia.org/wiki/.) .
Diakses 6 April 2014
Irianto,
2003. Stasiun Metereologi
.(online:http://tugasagrklimatologi.blogspot.com/2010/04/klasifikasi-Iklim.html) Diakses 6 April 2014
Lakitan. 2002. Metereologi. PT, Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Regariana
. 2005. Stasiun Klimatologi .(online
:
http://pianunyo.blogspot.com/2011/05/stasiun-
klimatologi.html) Diakses
24 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar