Keterlibatan masyarakat dalam berbagai kebijakan publik, secara sinergis akan mendorong lahirnya pemerintahan yang bak dan tentu juga pemerintahan yang bersih, adapun hal tersebut dicirikan dengan adanya manajemen yang efisien, akuntabilitas, tersedianya infrastruktur hukum, serta adanya sistem informasi yang baik untuk menjamin akses masyarakat terhada informasi yang berisi kebijakan pemerintah.
Hanya saja, tantangan pendidikan kita selama ini secara signifikan turut mempengaruhi kualitas tingkat partisipasi demokrasi rakyat adalah disparitas yang dikotomis antara pendidikan kota dan pendidikan di desa yang diakibatkan oleh lemahnya infrastruktur dan supratruktur pendidikan. Akar masalah yang selama ini menjadi alasan pemerintah adalah keterbatasan dana, padahal Pasal 31 UUD 1945 telah mewajibkan 20 persen dari anggaran APBN maupun APBD dialokasikan untuk sektro pendidikan.
Sejarah membuktikan bahwa bangsa - bangsa dengan sumber daya manusia yang handal, tetunya mampu memimpin di berbagai sektor global. Demikian juga dengan Indonesia, segala potensi yang ada disekitar kita bisa dioptimalkan untuk kepentingan bersama. Pengelolaan sumber daya alam tidak harus menunggu tangan - tangan bangsa lain.
Satu catatan krusial pada dunia pendidikan kita yaitu anggaran pendidikan 20 persen dari APBN belum terealisasi sebagaimna mestinya. Dana sebesar 280 triliun itu hanya 20 persen atau hanya 57 triliun yang dikelola oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan. Sebagian besar justru dibagikan ke 18 kementrian lain. (Sumber : laporan koran Indopos halaman 2 dengan judul "Quota 20% akan terus diperjuangkan")
Dengan spirit kemerdekaan, semangat pembebasan dari berbagai belenggu, termasuklah belenggu kebodohan, melalui momentum proklamasi keerdekaan Indonesiayang secara resmi kita peringati setiap tahunnya, mari kita doakan agar pemerintah mau benar - benar berkomitmen merealisasikan anggaran pendidikan yang 20 persen dari APBN itu sebagaimana mestinya.
Disinilah peran generasi muda dalam menyambut masa depan Indonesia. Menyiapkan diri sesuai dengan kompetensi agar mampu mengisi sektor - sektor Vital dalam pembangunan bangsa ke depan. Tak hanya didunia profesional, tetapi juga didunia usaha. Karena sektor kewirausahaan memiliki peluang yang sangat besar dalam memenuhi permintaan dari kelompok usia produktif ini.
Kita tahu bahwa bonus demografi Indonesia diperkirakan akan jatuh antara tahun 2020-2030, dimana bonus demografi ini merupakan jendela peluang yang menjadi kondisi ideal untuk meningkatkan produktivitas. Untuk itulah pendidikan merupakan kunci investasi dalam menyiapkan masa depan bonus demografi ini.
Saat ini persaingan mencari SDM berkualitas makin ketat seiring dengan permintaan yang terdorong oleh konektivitas globalisasi yang memaksa perusahaan - perusahaan meng-upgrade semua komponennya termasuk SDM. Oleh karena itu SDM kita yang berkarya untuk perusahan termasuk pelayanan masyarakat di meja-meja birokrasi harus mampu bersaing dengan mereka, Pengusaha - pengusaha dan SDM Indonesia harus terus diperkuat,baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Oleh karena itu merealisasikan anggaran pendidikan 20% yang menjadi amanah konstitusi tidak hanya dimaknai sekedar angka - angka dalam rupiah. Bukan merealisasikan lalu lepas tangan terhadap pengontrolannya, melainkan juga ikut memonitor pnggunaan anggaran serta memastikan bahwa dana tersebut tepat pada sasaran sehingga terbetang jalan bagi terwujudnya kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan seluruh anak bangsa tanpa embel - embel tertentu ditengah mahalnya biaya pendidikan.
Harapannya hal ini akan menjadi bola salju yang terus membesar dan memunculkan SDM terbaik dari gelombang generasi produktif akan berdampak pada sektor - sektor lain yang pada akhirnya mampu memperbaiki kualitas demokrasi bangsa Indonesia.
Dengan memenuhi amanah konstitusi dalam budgeting pendidikan, secara tidak lagsung terjadi transformasi domain demokrasi yang kerap dipersepsi hegemonik hanya sebatas pertarungan kepentingan elit bergeser dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat yang tercerahkan, terdidik dan memiliku aspirasi yang juga lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar