Tak ada manusia yang terlahir sempurna didunia ini, percayalah jika kau ingin menjadi sempurna tak akan bisa. Jika kau ingin mencari yang sempurna 100 tahun mencari pun tak akan bertemu. Berbicara tentang kesempurnaan maka tak jauh - jauh kita membicarakan tentang sifat, karakter, kepribadian dan tempramen seseorang. Sebelum lebih lanjut mari kita kenali keempat hal ini sebagai berikut :
Menurut
salah satu dosen psikologi di Indonesia yaitu Doni Kusuma,
- Karakter yaitu
kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang menjadikannya unik,
berdasarkan apa yang ia sudah miliki sejak lahir (genetik) maupun apa yang
ia pelajari dalam hidupnya (lingkungan).
- Kepribadian merupakan
kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang mengarahkannya untuk
berpikir, berperasaan, dan bertingkah laku tertentu yang khas dalam
berhubungan dengan lingkungannya.
- Temperamen ialah
kumpulan sifat seseorang yang diperoleh sejak ia lahir. Aelius
Galenus (Galen), seorang dokter pada tahun 120an, telah memperkenalkan
empat macam cairan dalam tubuh yang dipercaya menentukan temperamen
seseorang, yakni: Melankolis, Sanguinis, Koleris, dan Plegmatis. Teori ini
kemudian dijabarkan dengan lebih komprehensif oleh Hippocrates.
- Sifat adalah satu
karakteristik spesifik dalam diri seseorang dan ketika dikombinasikan
antara yang satu dengan lainnya, membuat seseorang menjadi pribadi yang
unik dan membentuk identitas orang tersebut.
Dari
pengertian diatas dapat diketahui bahwa pengertian karakter seseorang terkadang
salah diartikan dengan watak (temperamen), kebribadian maupun sifat dari
seeorang. Menurut Maxwell, sebenarnya definisi dari karakter sendiri adalah
akumulasi dari watak, kepribadian serta sifat yang dimiliki seseorang. Karakter
dalam diri seseorang sebenarnya terbentuk secara tidak langsung dari proses
pembelajaran yang dilaluinya. Karakter manusia bukan berasal dari sesuatu
bawaan sejak lahir, namun lebih kepada bentukan dari lingkungan hingga orang –
orang yang ada disekitarnya. Sedangkan temperamen secara keliru sering kita
artikan sebagai kepribadian bila sudah membahas empat jenis temperamen diatas
yaitu melankolis, sanguinis, koleris dan plegmatis.
Nah
dari sini kita sudah tahu yang mana sifat hasil bentukan lingkungan dan bawaan
sejak lahir. Beberapa diantara kita juga pasti pernah mengikuti tes - tes
kepribadian kalau kita terbiasa menyebutnya. Nah dari situlah kita dapat
mengetahui temperamen "watak" kita apa, kalo aku sudah jelas si
cengeng melankolis, kalau di tes personality nya aku adalah
protagonis atau ENFJ-T, untuk yang belum tahu bisa cari situs resminya ya,
karena tes ini penting dimana merupakan dasar dari pembentukan karakter :).
Tempramen ini tidak bisa dirubah sudah jelas memang bawaan lahirnya melankolis
yang introvert, walaupun kadang aku berpikir watakku ini dari gen siapa, hha.
Karena ayah dan ibuku tidak ada yang keras kepala, egois, dll. Jujur masih
berpikir keras juga atau mungkin ini karakter ya, dari lingkungan sekolah
terdahulu atau lingkungan rumah ya, waullahualam.
Oke
kita skip tentang tempramen, kita bahas tentang karakter /
sifat. Misalkan sifat yang negative dari si melankolis itu
adalah mudah tertekan, pesimis, tidak mau disalahkan, curiga (tidak
berifikir positive), sensitif, keras kepala, dll. Nah yang menjadi
pertanyaanya adalah apakah sifat "negative" si melankolis ini
dapat dirubah?
Kun
anta atau Be yourself menurutku seharusnya dilakukan dengan
tetap melakukan perbaikan perbaikan pada
diri kita sendiri. Aku ambil contoh, seseorang mempunyai
sifat yang pembohong lantas ia ingin belajar untuk merubahnya dengan selalu
berkata jujur setiap harinya tetapi karena itu tidak sesuai dengan karakternya
dan ia merasa dengan bertindak sedemikian ia tidak menjadi dirinya sendiri
akhirnya ia kembali menjadi seorang pembohong. Dan akhirnya orang - orang
bilang "karena memang sudah dasarnya pembohong selalu saja kembali jadi
pembohong". Benar?.
Kebanyakkan dari kita
mundur sebelum sampai garis finish termasuk aku. IMO
sebenarnya orang itu sudah berhasil merubah sifatnya tetapi karena ia tidak
mau mempertahankan karakternya yang baru maka pada akhirnya ia kembali
lagi pada karakternya yang terdahulu. Ia bisa saja menjadi orang
jujur kalau memang tidak ingin jadi pembohong. Jadi tidak ada
karakter asli seseorang yang tidak bisa dirubah karena
karakter itu sendiri adalah hasil suatu proses yang kita bentuk sendiri
meskipun ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi terbentuknya karakter
seseorang seperti lingkungan. Tetapi pada akhirnya kita sendiri lah yang
bertanggung jawab penuh terhadap karakter seperti apa yang ingin kita
miliki.
Sebuah penelitian
membuktikan tentang pembentukkan kebiasaan dengan melakukan satu hal yang sama
secara terus menerus (rutin) selama 40 hari. Pada awalnya kita
melakukan hal itu dengan sedikit terpaksa atau aneh tetapi setelah hari ke 41
kita sudah melakukannya dengan perasaan biasa saja. Hal ini berarti
kita sudah menjadikan kebiasaan baru tadi sebagai bagian dari diri kita yang
sekarang.
Sekarang silahkan
kalian buktikan teori ini bahwa karakter dalam diri anda pun bisa kita
rubah. Langkah yang paling tepat untuk memulainya sekarang
adalah, kenali dulu karakter - karakter positive dan negative dalam
diri kita yang sekarang. Dari semua karakter yang kita miliki, mana
yang perlu dirubah atau diperbaiki dan mana karakter yang telah bagus
namun tetap harus dievaluasi. Lakukan perubahan dan perbaikan
tersebut secara terus menerus (40 hari) sampai semua perubahan
dan perbaikan yang kita buat tersebut awalnya menjadi kebiasaan lalu kebiasaan
ini akan merubah sikap kita dan akhirnya membentuk karakter kita yang baru.
Dengan melakukan cara ini, ungkapan kun anta tadi pasti menjadi
lebih maksimal hasilnya.
Kemudian langkah
kedua adalah membuat daftar sifat - sifat negative itu
disebuah buku agenda dengan format tabel, lalu contreng setiap harinya bila
kalian berhasil mengendalikan diri dari sifat - sifat tersebut. Tapi pastikan
selama 40 hari kalian melakukan interaksi secara rutin, baik dengan keluarga
maupun kerabat dan teman sekitar. Jika ada salah satu sifat yang gagal di
contreng pada hari itu maka pastikan kalian harus mendapatkan hukuman. Terserah
bentuk hukumannya bagaimana, misalkan Infaq Rp 500.000 sehari, hhe. Buatlah
hukuman yang sangat - sangat sulit untuk kau jangkau, sehingga untuk mengingkari
kau sangatlah takut.
Setelah 40 hari
berlalu, coba cek hal - hal yang pernah buatmu terluka, buatmu sakit, perkataan
orang yang menyakitkan, dll apakah masih sangat terasa? aku pastikan sudah
berkurang. Setelah semua itu pulih, maka lepaskan semua bebanmu ke
angkasa, terbangkan mereka jauh - jauh dari hidupmu, berdamailah dengan
kenyataan, maafkan mereka, terimalah dirimu yang sekarang, bukalah pribadi yang
baru ini dengan senang dan gembira.
Lakukan evaluasi diri
setiap malam (merenungi), meminta maaf (istigfar) sebanyak - banyakknya, sholat
taubat, dll jika pada hari itu kau membuat suatu kesalahan sekecil apapun
kesalahan itu.
Iringi semua itu
dengan infaq dan sedekah terbaikmu setiap harinya. Jika masih menoleh dan tak
yakin kau bisa, ingatlah tujuan kenapa kau ingin berubah. Ukurlah kapasitas
diri kita dan buatlah target - target apa yang ingin kau capai. Kembali ke
Allah, jernihkan diri, paksakan dan ingat mati.
“Kebiasaan
merubah sikap, sikap membentuk karakter dan inilah karakter asli kita” (Wira Setiawan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar