I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Massa udara yang bergerak disebut
angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara
vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara
satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan
tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya
lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada
sumbunya, akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan
bumi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang
berdekatan. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat
perbadaan pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara
maka semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan
seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin
yaitu : kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.
Tekanan udara dipermukaan bumi diakibatkan oleh lapisan
udara yang berada pada atmosfer bumi. Semakin bertambah ketinggian suatu
tempat, maka makin rendah tekanan udara. Lapisan udara pada permukaan bumi
memberikan tekanan sebesar 1033,3 gram/cm2. Ini berarti pada saerah
seluas 1 cm2 udara memberikan tekanan sebesar 1033 gram. Tekanan
udara pada permukaan bumi oleh lapisan atmosfer adalah sebesar 1 atmosfer.
Tekanan udara sebesar 1 atmosfer ini sama dengan 76 cm Hg, didalam metereologi,
satuan udara yang dipakai adalah Bar.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan
tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup
dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke tempat yang tekanan udaranya lebih
rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan
bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan
rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang
akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak atmosfer itu sendiri yaitu topografi, distribusi antara
permukaan daratan dan lautan, serta arus laut. Gerak atmosfer yang umum adalah
gerak horizontal, karena daerah yang diliputinya jauh lebih luas dan kecepatan
horizontalnya jauh lebih besar daripada vertikalnya. Akan tetapi yang merupakan
sumber pembentukan awan konvektif dan curahan yang berperan penting dalam
menentukan cuaca dan iklim adalah gerak vertikal.
Perubahan cuaca di atas permukaan
bumi pada dasarnya adalah hasil dari gerak atmosfer atau gerak udara, yaitu
gerak yang dihasilkan oleh berbagai gaya yang bekerja pada paket udara. Adapun
gaya utama penggerak angina yaitu gaya gradien tekanan, yang timbul karena
adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan suhu. Sedangkan
gaya-gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu gaya Coriolis (yang timbul
karena adanya rotasi bumi), gaya sentrifugal dan gaya gesekan.
Ada alat pengukur angin yang
langsung mengukur kecepatanya. Jadi jarum penunjuk suatu kecepatan tertentu
bila ada angin. Arah angin ditunjukan oleh wind-vne yng dihubungkan dengan alat
penunjuk arah mata anginatau dalam angka. Angka 45 o arah angin dari
laut, angka 90 o arah angin dari timur, angka 135 o arah angin
dari tenggara, angka 180 o arah angin dari selatan, angka 225 o
arah angin dari Barat daya, angka 270 o arah angin dari barat, angka
315 o arah angin dari Barat laut,
angka 360 o bearti arah angin dari utara.
Untuk mendapatkan data pengukuran
kecepatan angin yang akurat diperlukan suatu alat ukur yang dapat mencatat
kecepatan maupun arah pergerakan angin secara akurat pula. Pengukuran kecepatan
angin itu sendiri dapat dilakukan dengan beberapa metode, dimana setiap metode
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk itu dalam membuat suatu
alat ukur kecepatan angin perlu dipertimbangkan untuk keperluan apa alat
tersebut dibuat.
Alat pengukur kecepatan angin yang umum
digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah anemometer jenis Cup counter
yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya. Untuk mendapatkan alat ini,
stasiun pengamatan cuaca di Indonesia perlu mengimpor dari luar negeri,
sehingga diperlukan biaya yang cukup mahal untuk memiliki alat ini. Sebagaimana
kita ketahui bahwa prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana yaitu Cup yang
berjumlah tiga buah berputar pada suatu tiang yang dihubungkan dengan counter.
Dengan mengetahui prinsip yang sederhana tersebut kita dapat mengembangkan alat
ini, yaitu dengan cara membuat
Cup counter anemometer dari bahanbahan yang mudah didapat dan terjangkau
harganya akan tetapi dapat bekerja secara optimal.
Angin memiliki hubungan
yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar
mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih
rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran
udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong
udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat
dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang
rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunakan
telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin
listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara
alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk
menciptakan angin.
Udara dapat membawa partikel
bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma mulai dari aroma
yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis,
bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain
sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.
Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas
dan turunnya udara dingin
ini dinamanakan konveksi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menjelaskan
pengertian dan berbagai jenis-jenis angin di dunia maupun yang ada di Indonesia,
proses terjadinya angin, faktor-faktor yang mempengaruhi angin, manfaat angin serta
menjelaskan alat yang dapat digunakan untuk mengukur angin .
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Angin
Angin adalah gerak nisbi terhadap
permukaan bumi. Gerak atmosfer terhadap
permukaan
bumi ini memiliki dua arah yaitu arah horizontal dan arah vertikal. Kedua gerak
atmosfer ini disebabkan oleh ketidaksetimbangan radiasi bersih, kelembaban
dan momentum
di antara lintang rendah dan lintang tinggi di satu pihak dan di antara
permukaan
bumi dan atmosfer di pihak lain (Prawirowardoyo, 1996).
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak atmosfer itu sendiri yaitu topografi, distribusi antara permukaan
daratan dan lautan, serta arus laut. Gerak atmosfer yang umum adalah gerak
horizontal, karena daerah yang diliputinya jauh lebih luas dan kecepatan
horizontalnya jauh lebih besar daripada vertikalnya. Akan tetapi yang merupakan
sumber pembentukan awan konvektif dan curahan yang berperan penting dalam
menentukan cuaca dan iklim adalah gerak vertikal. (Lakitan, 2002).
Perubahan cuaca di atas permukaan
bumi pada dasarnya adalah hasil dari gerak atmosfer atau gerak udara, yaitu
gerak yang dihasilkan oleh berbagai gaya yang bekerja pada paket udara. Adapun
gaya utama penggerak angina yaitu gaya gradien tekanan, yang timbul karena
adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan suhu. Sedangkan
gaya-gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu gaya Coriolis (yang timbul
karena adanya rotasi bumi), gaya sentrifugal dan gaya gesekan. (Lakitan, 2002).
Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah
benda yang dalam keadaan diam akan bergerak akan tetap bertahan pada
keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar yang bekerja terhadap benda tersebut,
Oleh karena itunya udara yang tenang akan kembali menjadi (angin) bila ada gaya
yang bekerja diatmosfer yang menyebabkan terjadinya keadaan tidak seimbang
(Handoko,1999).
Angin yang tidak menguntungkanbagi
pertanian adalah angin fohn,
karena dapat melayukan tanaman.Angin fohn terjadi karena udara yang mengandung
uap air membentur pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga naik.Makin ke
atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang selanjutnya terbentuk
titik-titik air.Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum
mencapai puncak pada lereng pertama.Angin terus bergerak menuju puncak,
kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah.Karena sudah menjatuhkan
hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat cepatnya
gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn memiliki
sifat menurun, kering, dan panas (Wahyuningsih,2004).
Massa udara yang bergerak disebut
angin.Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan
kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong
bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara
tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang
mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan
tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya,
akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh
perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis
(Lakitan,2002).
Variasi arah dan kecepatan angin
dapat terjadi jika angin bergeser dengan permukaan yang licin (smooth), variasi
yang diakibatkan oleh kekasaran permukan disebut turbulensi mekanis.Turbulensi
daat pula terjadi pada saat udara panas pada permukaan bergerak ke atas secara
vertikal, kaena adanya resistensi dari lapisan udara di atasnya.Turbulensi yang
disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini disebut turbulensi termal atau
kadang disebut turbulensi konfektif. Fluktuasi kecepatan angin akibat
turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih
cepat) dibandingkan dengan fluktuasi akibat turbulensi termal (Karim,1985).
Angin adalah udara yang bergerak
dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian
bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain.
Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik.Akibatnya udara
yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan
udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan
segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin
dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan
adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990).
Tekanan udara adalah tekanan yang
diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2
yang mendatar dari permukaan bumi.Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan
udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari yang diatasnya.Oleh karena itu
lapisan yang dibawah keadaan tegang.Ketegangan itu sangat besar sehingga berat
udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah
panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu
(Kensaku, 2002).
Hubungan antara tekanan udara dan
ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam merancang alat pengukuran ketinggian
tempat yang disebut Altimeter.Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk
setiap bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter.Tekanan udara
dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman
yang sangat kecil.Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udara dikawasan
tropis relatif konstan (Takeda, 2005).
Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada
arah horizontal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat
dengan tempat lainnya.Angin diartikan pula sebagai gerakan relatif udara
terhadap permukaan bumi, pada arah horizontal atau hampir horinzontal. Masa
udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan
suhunya, sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat
ini dipengaruhi oleh tiga hal utama, yaitu (1) daerah asalnya dan (2) daerah
yang dilewatinya dan (3) lama atau jarak pergerakannya.
B. Alat
Pengukur Kecepatan Angin
Tipe-tipe anemometer dapat
diklasifikasikan berdasarkan metode pengukurannya yaitu tekanan, termoelektrik
gelombang suara dan mekanik. Berikut ini akan diuraikan secara singkat
jenis-jenis anemometer berdasarkan metode pengukurannya. Pitot tube adalah
salah satu contoh anemometer yang prinsip kerjanya berdasarkan tekanan.
Perbedaan tekanan diantara dua tube yang diumpamakan seperti hembusan udara ke
dalam satu tube dan ditransfer ke tube lainnya secara langsung berhubungan
dengan kecepatan angin. Sistem pitot tube merupakan sistem yang paling akurat
dan umumnya digunakan sebagai standar untuk mengkalibrasi sensor kecepatan
angin lainnya ( Hertati,2009 )
Anemometer termoelektrik diwakili
oleh tipe hot-wire. Anemometer
jenis ini dapat digunakan dalam pengukuran kecepatan angin yang sangat lemah,
seperti pada kanopi tanaman. Metode ini memanfaatkan suatu elemen kecil yang
dipanasi secara elektrik. Pendinginan konvektif yang diakibatkan oleh angin
yang melalui elemen tersebut digunakan sebagai fungsi dari kecepatan angin.
Sonic anemometer adalah salah satu teknologi terbaru dari pengukuran kecepatan
2 angin, yang memanfaatkan kecepatan rambat suara yang dikirim melalui emitter
menuju penerima. Suara akan merambat lebih cepat apabila searah dengan angin
dan merambat lebih lambat apabila berlawanan dengan arah angin. ( Prayogo
,2008)
Metode pengukuran kecepatan angina
selanjutnya adalah secara mekanik. Anemometer jenis Cup(cup counter anemometer). adalah
salah satu contoh alat yang prinsip kerjanya secara mekanik. Alat ini memberi
tanggapan atas gaya dinamik yang berasal dari angin yang bekerja pada alat
tersebut. Alat lain yang menggunakan metode ini dalam pengukuran kecepatan
angina yaitu wind vanes, bivanes dan trivanes. Metode pengukuran secara mekanik merupakan metode yang
paling sering digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Metode ini paling sederhana yaitu dengan
memperhitungkan jelajah angina dari Cup yang berputar dan dapat mengukur kecepatan
angin dari segala arah.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang
bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah.
B.
Jenis-Jenis
Angin
1.
Angin laut
Angin laut (bahasa Inggris: sea
breeze) adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan
pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk
pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada siang hari.
Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan, sinar
matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan
daratan meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat meningkat pula
akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih rendah karena
panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih tinggi karena
lebih dingin. Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi
ke daratan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya angin laut,
dimana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan dan lautan.
Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam, maka angin
laut tidak terjadi.
2.
Angin darat
Angin darat (bahasa Inggris: land
breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya
terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di daerah
pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat
mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Pada malam hari daratan
menjadi dingin lebih cepat daripada lautan, karena kapasitas panas tanah lebih
rendah daripada air. Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan terjadinya angin
laut lambat laun hilang dan sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan
karena tekanan udara di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah
daripada daratan, sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin pantai
tidak cukup kuat untuk melawannya.
3.
Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah
lembah ke arah
puncak gunung yang biasa
terjadi pada siang hari.
4.
Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari
puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
5.
Angin Fohn
Angin Fohn/angin jatuh adalah angin yang
terjadi seusai hujan Orografis. angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn
yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah
dibuang pada saat hujan Orografis. Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan
dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia
yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan
penyakit.
6. Angin Munsoon
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang
berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahun. Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang
kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada
pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh
pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat
tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan
udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke
benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim
Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan.
Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak
membawa uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan
meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata.
makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin
sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di
belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia.
Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari australia menuju asia.
Di indonesia terjadi angin musim timur di
belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh
karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap
air oleh karena itu di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat
sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua
musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim
kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba yaitu : Udara terasa panas, arah angin tidak
teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson
Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal
dengan Angin Musim Timur
Angin Musim Barat
Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah
angin yang berhembus dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia
(musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat,
hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan
samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan
dan Samudra
Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini
terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan
Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.
Angin Musim Timur
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah
angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim
panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin
melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan
Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada
bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
7. Angin Ribut/Puyuh
Biasa juga
dikenal dengan puting beliung, yaitu angin kencang yang datang secara
tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga
menyentuh permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan
angin rata – ratanya berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan
Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan
menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting
beliung. Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan
jika terjadi di laut durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini lebih
sering terjadi pada siang atau sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih
sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba). Luas daerah yang terkena
dampaknya sekitar 5 – 10 km, karena itu bersifat sangat lokal.
C. Jenis -
Jenis Angin yang Ada di Indonesia
1. Angin Laut (Angin Siang)
Angin
laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya
terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini
biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.
2.
Angin
Darat (Angin Malam)
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana demi sesuap nasi.
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana demi sesuap nasi.
3.
Angin
Gunung (Angin Malam)
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung yang terjadi pada malam hari.
4.
Angin
Lembah (Angin Siang)
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
5.
Angin
Fohn (Angin Terjun / Angin Jatuh)
Angin fohn adalah angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Biasanya
angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang
terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya
tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.
Angin Jatuh atau Angin
Terjun punya banyak nama :
- Angin gending di Jawa Timur
- Angin bahorok di Sumatera Utara
- Angin barubu / Brubu di Sulawesi Selatan
- Angin kumbang di Jawa Barat
- Angin wambrau di Papua / Irian Jaya
6. Angin Pasat
Angin pasat adalah angin yang bertiup dari wilayah subtropik ke arah khatulistiwa. Di belahan bumi utara bertiup angin pasat timur laut, dan di belahan bumi selatan bertiup angin pasat tenggara.
D. Proses Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini
berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh
permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari
lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara
antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang
lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada
wilayah tersebut.
Angin memiliki hubungan
yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar
mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih
rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran
udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong
udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat
dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang
rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunakan
telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara
dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin
listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara
alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk
menciptakan angin.
Udara dapat membawa
partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma mulai
dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau
masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau
kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa
angin.
E. Faktor Terjadinya Angin
1.
Gradien
barometris
Bilangan yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin
besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2.
Letak
tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa
3.
Tinggi
tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan
bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya
gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
4.
Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.Salah satu
faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul
karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau lemahnya hembusan angin
ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain
kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya. Disamping
kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti
pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek .Semakin besar perbedaan tekanan udara maka
semakin besar pula kecepatan angin berhembus.
Angin secara umum dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
a.
Angin Geostropik
Angin yang timbul setelah gaya gradien tekanan
dan gaya coriolis mengalami keseimbangan serta paralel terhadap isobar.
b.
AnginGradien
Angin
yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.
Dimana kenyataan di alam isobar tidak
pernah lurus akan tetapi melengkung.
c.
Angin Vertikal
Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh
dari gaya gravitasi bumi dan juga gaya gerak udara keatas yang diakibatkan
adanya perbedaan tekanan.
F. Manfaat Angin
Manfaat angin secara umum adalah sebagai
berikut :
1.
Angin untuk menggerakan perahu layar
menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, misalnya
seperti Orang Buton.
2.
Angin sebagai tenaga listrik pengganti
bahan bakar diesel atau batubara, di negara Australia angin digunakan sebagai
tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara.
3.
Angin sangat untuk perjalanan para
nelayan pulang dan pergi.
4.
Angin berfungsi sebagai instrument untuk
membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu bandara.
5.
Angin juga bermanfaat untuk
menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas angin.Dibidang olahraga,
ski air, paralayang , dan lain-lain.
6.
Angin sangat membantu dalam penyerbukan
tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu
terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan
kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang
sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan
menimbulkan penyerbukan silang.
Selain manfaat angin diatas, Adapun
Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan
angin :
1.
Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat
mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain kecepatan angin, faktor cuaca
dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama untuk transportasi.
Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga sangta
berpengaruh pada transportasi laut.
2.
Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan
cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang telekomunikasi. Kecepatan
angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau
lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer yang mengandung
partikel-partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya lapisan
ionosfer ini kita bisa mendengarkan siaran radio/menonton televisi.
3.
Bidang Pariwisata
Kecepatan angin,
banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang sejuk/panas/kering
sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan
cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang sedang maka
pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati
4.
Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang
ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang tidak kencang,
serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga.
Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk
menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran
benih.
G. Alat Pengukur Angin
A. Anemometer
Anemometer
adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan
merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam sebuah stasiun cuaca.
Istilah ini berasal dari kata Yunani anemos, yang berarti angin. Anemometer
pertama adalah alat pengukur jurusan angin yang ditemukan oleh oleh Leon
Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang mengukur angin
dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi karena
ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang untuk satu alat
pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang keduanya.
ada beberapa beberapa tipe Anemometer, yaitu :
1. Anemometer dengan tiga
atau empat mangkok
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah
mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal
atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok
menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor
berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada
kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran
rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin.
Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat
mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat
ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan
berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua
pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi
jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.
Jenis anemometer menurut kecepatan terdiri
dari :
- Anemometer piala
- Anemometer kincir angin
- Anemometer laser Doppler
- Anemometer sonik
- Anemometer bola pingpong
- Anemometer hot-wire
Jenis anemometer mnurut tekanan
terdiri dari :
- Anemometer piring
- Anemometer tabung
2.
Anemometer propeler
Anemometer ini
hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya
terpasang pada poros horozontal.
3. Anemometer tabung
bertekanan.
Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip
tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan
Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang
berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan
tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan
ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan
data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer
setinggi 0,5 m.
Dilapangan terbang pemasangan umumnya
setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk
keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang
seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak
dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan
apa awal putaran.
B. Wind vane
Wind
vane yaitu alat untuk mengetahui arah angin.
C. Windsock
Windsock
yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.
Biasanya ditemukan di bandara – bandara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Angin
adalah udara yang
bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan
udara rendah. Faktor
terjadinya angin ialah adanya gradien barometris, letak tempat, tinggi tempat,
dan waktu.
2. Hubungan antara tekanan udara dan angin ialah semakin
rendah tekanan udara, kecepatan angin semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya,
Semakin tinggi tekanan udara, semakin rendah kecepatan angin.
3. Alat-alat pengukur angin adalah Anemometer, Wind vane dan Wind
sock.
4. Jenis
angin di indonesia Angin Laut (Angin Siang),Angin Darat (Angin Malam), Angin
Gunung(AnginMalam) AnginLembah(AnginSiang) ,Angin Fohn (Angin Terjun / Angin
Jatuh).
5. Manfaat
angin bagi tumbuhan yaitu angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman.
angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya
persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin
kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan
berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan menimbulkan
penyerbukan silang.
B. SARAN
Dalam melakukan presentasi ini sebaiknya di lakukan
dengan keadaan yang kondusif serta
disiplin agar tercipta hubungan yang
selaras antara pendiskusi dan peserta diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar