Segala sesuatu selalu dapat dibuat lebih baik, lebih cepat, lebih maju, lebih tinggi, dan lebih hebat. Stay hungry stay foolish. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Pastikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan Hari esok lebih baik dari hari ini -Agriani-

Jumat, Juni 15, 2018

Belajar Membahagiakan Orang Lain (1)

Aku sangat bersyukur aku diberikan kesempatan untuk belajar banyak hal, melakukan kegiatan-kegiatan positive pada ramadhan kali ini. Allah itu baiikkkkkkkkk bangetttttttttt Dia ingin aku lebih produktif diluar rumah dan memberikan kebermanfaatan hhe.

Ramadhan ini aku Belajar melihat karakter seseorang, belajar melihat ketulusan, belajar melihat keberanian. Allah sungguh aku "takjub" dengan orang - orang yang mungkin masuk dalam kategori "mustahik" namun berani berinfaq, orang yang dalam kondisi sempit namun berani menyisihkan hartanya,  atau seorang yang berani berzakat dan infaq dengan nominal yang tidak tanggung-tanggung. MasyaAllah tabarakaAllah berbahagialah orang - orang seperti ini. 

Oke karena aku tidak mungkin menceritakan 29 hari full dalam ramadhanku, maka izinkanku hanya menceritakan satu harinya saja, hhe.

yes 29 ramadhan! 
14 juni 2018 mungkin adalah satu dari sekian banyak hariku yang berkesan, satu dari sekian banyak hari yang telah terlewati yang didalamnya Allah berikan kebahagian pun keberkahan, insyaAllah. :)

29 Ramadhan kali ini aku benar - benar merasa menjadi amil zakat hehe. Turun langsung sendiri ke lapangan mendata fakir dan miskin yang kira - kira layak dan sangat berhak menerima zakat fitrah dan bingkisan lebaran. Singkat cerita aku telah menyelesaikan penyerahan zakat fitrah dan bingkisan lebaran sebelum magrib. 

"Kringgggggggggggggggg"
Handphoneku berbunyi 30 menit sebelum magrib

"Assalamualaykum bu", kataku

"Waalaykumussalam, dek tolong bantu ibu penyerahan zakat ya, harus selesai sebelum sholat ied dek, gimana?"

Aku santai saja saat itu, karena fikirku nominalnya tidak terlalu besar langsung kujawab "Siap bu, tak laksanain"

"Zakatnya itu itu untuk orang 60 dek, nominalnya 500 ribu per KK, gimana dek?"

*Hening dan mikir*

"Gimana dek, tolong ya dek karena sudah mudik semua ini dek"

*Hening dan bingung*

"Bagi dua sama si Rayhan kok dek, adek 30 KK, Rayhan 30 KK gimana? minta tolong sama ibumu juga dek nyariin ke kampung - kampung sebelah"

*Pikirku didalam hati : Sepertinya insyaAllah bisa diusahakan kalau mencari 30 orang fakir dan miskin dalam waktu semalam apalagi ada sepupuku yang berdomisili di Plaju sedang berkunjung, insyaAllah bisa juga dibantu beliau mencari fakir dan miskin di daerah plaju* 

"InsyaAllah bisa bu", kataku

"Alhamdulillah, ibu tunggu di kantor ya dek ambil uangnya", ujar pimpinan salah satu Laz di Sumsel 

Singkat cerita sehabis magrib aku menyalakan motorku dan tancap gas ke kantor. Sesampainya disana aku menyiapkan uang dan amplopnya dan langsung kembali lagi ke rumah. 

Ibuku rupanya sudah menjajaki beberapa rumah - rumah untuk mengambilan data mustahik sehabis magrib. Rumah - rumah yang beliau datangi adalah orang yang beliau anggap sangat - sangat membutuhkan bantuan seperti: janda serabutan yang punya banyak anak, seorang kakek yang tinggal sebatang kara, para buruh harian lepas, pembantu rumah tangga, orang yang terlilit hutang, anak yatim piatu, seseorang yang mengidap penyakit yang parah, nenek-nenek yang tinggal di kolong jembatan, dan masih banyak lagi. Allah betapa harus bersyukurnya aku ini!!

Diperjalanan aku sangat - sangatlah cemas dan takut membawa amanah ini pulang kerumah. Karena selain aku yang mempunyai kesulitan menyetir di waktu malam (silau menggunakan kaca helm, tapi tidak bisa membuka mata kalau kaca helm dibuka hhe), motor dalam kondisi kurang fit dan ditambah hujan deras keberkahan yang yang mengguyur Palembang malam itu. 

Di tengah hujan yang semakin deras, dan jarakku yang masih cukup jauh dari rumah, aku memutuskan berhenti sejenak untuk meletakkan tasku yang berisi uang kedalam jok motorku. Dengan semangat yang berkobar untuk memberikan kebahagiaan ini, aku nekat menerjang hujan deras malam tadi. Seingatku, aku hanya dua kali menerjang hujan, ketika pulang dari kampus (Indralaya) menuju rumah dan malam tadi. 

Jalanan sepi karena semua orang berteduh, tidak ada kemacetan yang berarti, angin kencang bertiup beberapa kali, takbir bergema, percikan air sana sini tak kuhiraukan, dinginpun hanya sebuah mitos belaka, membuatku benar - benar sangat bersyukur bahwa aku diizinkan Allah untuk menjadi perantara orang lain menjadi bahagia. :"

Akhirnya aku sampai rumah dengan memikul harapan banyak orang - orang didalamnya, bergegas aku, ibuku dan adikku mendatangi rumah - rumah mustahik dengan berjalan kaki, dari kampung ke kampung. Dan untuk yang cukup jauh kami lalui dengan sepeda motor. Tak sekali hujan juga mengguyuri kami malam itu. Sungguh syahdu malam itu. Semua amanah tersalurkan sebelum jam 12 malam, alhamdulillah ^_^. 

Sedari awal ibuku mendata tak pernah ia sebutkan maksud dan tujuannya malam itu, tak juga ia berikan orang - orang itu sebuah harapan ini dan itu. Jadi wajar kalau malam itu, mereka semua kebanyakan kaget dan bingung seakan tak mengerti "ada apa ini". Setelah aku jelaskan pun, tak sepatah kata pun aku menyinggung nominal uang didalam amplop-amplop itu, biarlah amplop itu menjadi hadiah dan surprise kecil untuk mereka. 

Aku, ibu dan adikku kembali kerumah dengan beban yang sudah tersalurkan, ada sedikit kalimat dari ibuku yang buatku sedikit agak "haru" malam itu hhe.

"Kamu itu sudah jarang nak berkunjung dan main ke kampung itu, ini, dan itu ke lorong ini dan itu apalagi semenjak SMA dan kuliah, pergi pagi pulang malam organisasi ini dan itu, sampai tetanggamu yang tak jauh dari rumah bingung membedakan mana tami dan nora hha, tapi sekalinya kamu keluar, kamu memberikan keharuman nak, untuk mereka khususnya yang sangat-sangat membutuhkan".

Aku hanya tersenyum kecil dan menguatkan peganganku ditangan ibuku malam itu, sambil menikmati malam takbiran menuju pulang kerumah. 

Ini adalah beberapa momen yang diabadikan oleh adikku malam itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar