Segala sesuatu selalu dapat dibuat lebih baik, lebih cepat, lebih maju, lebih tinggi, dan lebih hebat. Stay hungry stay foolish. Jangan pernah berhenti untuk belajar. Pastikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dan Hari esok lebih baik dari hari ini -Agriani-

Rabu, Agustus 15, 2018

[OPINI] Kiki Challenge, Momo challenge Bukan Untuk Generasi

Akhir - akhir ini penggunaan smartphone pada anak -  anak tentu saja sudah menjadi hal yang lumrah. Peran orang tua tentu saja sangat berpengaruh dan dibutuhkan untuk mengawasi serta memberikan pemahaman pada anak - anak. Baru - baru ini kita dihebohkan dengan tantangan / challenge yang viral di instagram benama kiki challenge dan di whatsapp yaitu momo challenge dimana tantangan ini  diperuntukan untuk semua kalangan khususnya kaum remaja. 

Tantangan kiki challenge dan momo challenge tentunya menuai banyak sekali kontra, karena tantangan ini sangat membahayakan diri sendiri. Kiki challenge yaitu tantangan menari - nari di depan pintu mobil kerap kali terjadi kecelakaan seperti menabrak tiang listrik bahkan sampai jatuh ke saluran air.  Kemudian momo challenge yaitu tantangan untuk menyakiti diri sendiri selama 50 hari berdasarkan perintah yang dikirimkan si Momo dari whatsaap atau facebook dan pada hari ke 51 si pemain harus bunuh diri hha lucu sekali bukan? :) Tantangan ini sangat berbahaya bahkan polisi di beberapa negara telah menyatakan keprihatinannya atas tantangan - tantangan seperti ini tapi kenapa masih dilakukan?.

Kapitalisme Merupakan Ancaman Generasi

Sejak masih kecil, banyak remaja khususnya di Indonesia dijauhkan dari konsep baik buruk, taat kepada Allah, mengingat mati, mengingat akan Hari kiamat,dst. Kapitalisme liberalisme membuat para remaja kehilangan kepribadian Islamnya diri mereka masing - masing. Tidak mengenal tujuan hidup dan aturan yang benar berdasarkan syariat Islam. Kebanyakan dari mereka tidak tertarik untuk menyelami ajaran Islam dan menjadi makhluk yang taat kepada Allah SWT. Karena dalam kehidupan liberal bangsa ini, agama hanya dianggap sebagai "urusan pribadi". 

Berawal dari keprihatinan kita saat ini dengan melihat kondisi remaja dan para selebgram sebagai "panutannya" yang menjadi penggiat berbagai challenge yang tidak "berfaedah" atau memberikan dampak positif apapun untuk mereka. Padahal generasi muda adalah kekuatan sekaligus kebanggaan sebuah negara. 

Untuk mengetahui keadaan masa depan suatu suatu bangsa yaitu dengan melihat generasi muda saat ini. Jika generasi mudanya baik, maka masa depan umat dan bangsa tersebut adalah baik. Sebaliknya bila generasi generasi mudanya rusak maka masa depan umat dan bangsa itu juga rusak dan suram. Bila generasi muda suatu bangsa rusak, maka untuk menghancurkan bangsa tersebut sangatlah mudah, tidak perlu dengan kekuatan senjata ataupun angkatan perang. Inilah sebuah pesan dari Napoleon Bonaparte kepada para pasukan perang salib ketika umat Islam menangkapnya dalam sebuah penyerangan salibiyah ke negeri Mesir. Bahwasannya umat Islam tidak mungkin dilawan dengan kekuatan bersenjata, akan tetapi dilawan dengan cara perang pemikiran. Maka kita harus terus berdoa agar peradaban kapitalisme untuk menjadi generasi muda yang memiliki visi, produktif, kreatif, dan inovatif dalam kebaikan dan kebermanfaatan.

Peradaban Islam Merupakan Penyelamat Generasi 


Para pemuda adalah aset suatu negara. Apa yang dapat kita harapkan dimasa mendatang bila para pemudanya dominan terpuruk dalam sekularisme dan liberalisme? Para pejabat yang hari ini mendekam dipenjara, menjadi politikus yang korupsi merupakaan produk pembinaan yang salah dimasa lalu.

Jika saja ada kesadaran sejak dini dalam sebuah keluarga, masyarakat dan negara bahwa pemuda saat ini banyak dikelilingi oleh pemikiran "aneh" dengan challenge yang membahayakan. Mereka mengedepankan eksistensi daripada prestasi dan kontribusi. Dan yang lebih utama adalah negara yang menjamin perlindungan dan pendidikan pada para pemuda. Sebagaimana  Nabi Saw bersabda: 


"Sesungguhnya Imam/Kepala negara itu adalah perisai; (orang) berperang di belakangnya dan berlindung dengannya. (HR.Bukhari)

Namun sangatlah disayangkan sampai saat ini peran negara kita yang masih sangat minim. Generasi muda masih dibiarkan dalam budaya hedonisme, film-film yang tak mendidik bahkan diarahkan banyak film-film yang penuh contoh perilaku kekerasan dan menyimpang, challenge yang berbahaya serta bacaan-bacaan yang justru menjauhkan remaja dari aqidahnya (Islam). Sudah saatnya kita mengakhiri peradaban Kapitalisme yang tak memberikan prestasi sedikitpun untuk generasi muda kecuali kehancuran generasi. Ubahlah cara berpikir masyarakat dan para pemimpin negeri ini bahwa ternyata memanglah peradaban Islam satu-satunya yang dapat melindungi dan menyelamatkan generasi muda dari kehancuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar